Ia mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Kota Bandung berada di atas 7% selama lima tahun terakhir. Namun kini index sebesar 0.43 poin dan TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) sebesar 9.00%. Pencapaian ini dirasakan masih belum optimal untuk sekelas Kota Bandung dengan potensi-potensi yang dimilikinya sehingga masih menyisakan berbagai hal yang harus dibenahi bersama, baik oleh pemerintah, pengusaha, akademisi, organisasi masyarakat dan sektor private.
“Saya berharap HBEI akan memberikan kontribusi dalam kajian dan bisa digunakan oleh pelaku ekonomi,” katanya.
Bendahara Umum HIPMI Kota Bandung, Fardi N Annafi menambahkan, negeri lain memiliki data Indonesia secara lengkap. Sehingga mereka dengan mudah mengembangkan usahanya di Indonesia. Ia merasa yakin dengan adanya data hasil kajian HBEI akan memudahkan para pengusaha dalam mengembangkan usahanya.
“Di awal akan kita data para pelaku usaha di kota Bandung. Kita akan kaji dan akan publis. Sehingga dengan data itu akan memberikan manfaat bagi pengusaha dan pemerintah berupa saran saran,” ujar Bendahara Umum HIPMI itu.
Anggota komisi 2 DPRD Provinsi Jawa Barat, Yunandar Eka Perawira mengatakan, HBEI merupakan langkah maju dalam membuat lembaga riset yang dapat digunakan untuk kepentingan masyarakat.
Baca Juga:Memupuk Jiwa Wirausaha Generasi MilenialSejumlah Kendaraan Over Load, Operasi ODOL Gabungan untuk Kendaraan Berat
“Ini satu langkah maju menurut saya. Kita lakukan sesuai ke arah negara maju, karna negara maju membutuhkan lembaga ting teng, terutama lembaga riset, ketika sekarang kondisi Indonesia kita seakan ingin lepas landas, tapi lama karena yang kurang lembaga riset,” katanya.
Anggota Badan Otonom HBEI berada dibawah kepengurusah BPC HIPMI Kota Bandung yang terdiri dari para akademisi dan praktisi, HBEI di launching pada (10/12) di hotel Asrilia Bandung.(eko/din)