CISALAK-Hujan deras Senin (11/12) sore lalu mengakibatkan longsor di Kampung Cibago, Desa Gardu Sayang, Kecamatan Cisalak. Material tanah longsor terbawa air hujan masuk ke empang milik warga hingga mengibatkan sekitar 100 ton ikan air tawar mati.
Akibat peristiwa itu, petani ikan merugi dan terpaksa menjual ikan mas dengan harga Rp5.000/Kg. Sejumlah empang milik warga terisi tanah hingga menimbulkan air keruh, ikan mabuk dan mati. Diprediksi petani ikan menderita kerugian lebih sekitar Rp250 juta.
Camat Cisalak Vino Subriadi saat dihubungi Pasundan Ekspres mengatakan, longsor akibat guyuran hujan deras yang memicu longsor di Kampung Cibago, Desa Gardu Sayang Kecamatan Cisalak. Material tanah longsor terbawa air hujan ke Desa Mayang Kecamatan Cisalak dan sekitarnya. “Kejadiannya kemarin sore ketika sedang hujan lebat,” katanya.
Baca Juga:Pabrik Aqua Subang Raih Penghargaan Industri Hijau 2018, Perusahaan Peduli Pelestarian LingkunganTambah Pasokan di Bulog, 2.000 Ton Beras Impor Vietnam Didistribusikan
Mendatapi laporan tersebut, pihaknya langsung mengunjungi lokasi kejadian. Meski banyak ikan yang mati tapi sebagian masih bisa diselamatkan dan dijual murah oleh peternak ikan. “Hampir 100 ton ikan yang mati namun ada beberapa ton yang masih hidup dan langsung dijual dengan harga murah,” tuturnya.
Vino kemudian mengimbau kepada para petani ikan air tawar agar jangan dulu mengisi empangnya dikhawatirkan terjadi lagi hujan deras dan longsor.
Kapolsek Cisalak AKP Jusdi Sachlan menambahkan, pihaknya sigap melakukan pengamanan agar kondusif dan kejadian tersebut tidak bisa diprediksi. “Langsung kita lakukan pengecekan dan pengamanan ketika longsor terjadi,” tuturnya.
Sementara itu warga Desa Kumpay Kecamatan Cijambe, Rusli (34) mengungkapkan, kemarin malam banyak warga petani ikan dari Cisalak yang menjual ikan dengan harga murah. Ia pun turut prihatin atas kejadian tersebut. “Sekilo ikan mas harganya Rp29 ribu tinggal dikali 100 ton aja udah berapa. Mumpung ada yang jual Rp5.000/kilo saya beli aja,” katanya.(ygo/man)