KALIJATI-Menjadi ibu rumah tangga tidak lantas hanya diam tanpa menghasilkan apa-apa. Hal tersebut tidak mau dialami Karni, seorang ibu rumah tanggal pembuat peyek di wilayah Kalijati. Alhasil, ia pun mampu memasarkan peyeknya nyaris ke seluruh penjuru Kecamatan Kalijati.
“Usaha turun temurun dari ibu saya. Lumayan untuk menambah uang jajan anak-anak,” ujar Karni kepada Pasundan Ekspres, kemarin (13/12).
Menjadi seorang wanita pengusaha, yang lazim disebut mompreneur memang tidak mudah. Terutama dalam urusan membagi waktu. Apalagi untuk produksi peyek seperti yang dilakukan Karni.
“Kalau dibilang repot, ya pasti repot. Dari subuh sudah bekerja, membeli bahan-bahan, mengolah adonan, tapi nanti harus dijeda. Sebabkan urus anak-anak dulu. Tapi bergantung pada kemampuan kita mengatur waktu saja. Lama-lama juga biasa,” jawab Karni saat ditanya mengenai kesulitan yang dialaminya saat memutuskan menjadi mompreuneur.
Baca Juga:Asep: Isi Kehidupan dengan IbadahStandar Harga Perjalanan Dinas Tepat, Efisiensi dan Efektifitas Pembangunan Daerah Meningkat
Selain menerima pesenan dari langganan tetapnya, Karni juga mempunyai lapak untuk berdagang di area pintu masuk menuju pangkalan Lanud Suryadarma Kalijati, Subang. Biasanya dia mulai pergi dan menjejakan peyek buatannya sekitar pukul 10.00 WIB pagi hingga pukul 14.00 WIB. Dalam sehari, Karni biasa menjual 20 hingga 50 bungkus peyek dengan harga yang relatif murah, berkisar Rp15.000 per bungkus.
“Pembeli datang sendiri ke rumah, karena rata-rata mereka sudah menjadi langganan ketika ibu saya yang jualan peyek. Jadi tau kalau saya bikin peyek sendiri di rumah meneruskan usaha Ibu,” tambah Karni.
Sangat disayangkan Karni belum bisa aktif memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk memasarkan dagangannya. Jika saja Karni memanfaatkan teknologi kemungkinan besar usahanya bisa jauh lebih pesat maju. Tak hanya itu, penghasilnya juga bisa bertambah dua atau bahkan tiga kali lipat. (idr/din)