SUBANG-Komunitas Petani Muda Subang sukses menyelenggarakan “Farmers Camp” di Kebun Indonesia Berdaya Dompet Dhuafa yang berada di Cirangkong Jawa Barat.
Kegiatan yang diikuti 50 orang tersebut dilaksanakan dari tanggal 14 hingga 15 Desember. Peserta antusias mengikuti kegiatan yang berharga tersebut.
Ketua Komunitas Petani Muda Subang, Dedi Sumardi mengatakan, kegiatan ini diselenggarakan dari inisiatif anggota komunitas. Kegiatan ini bertujuan untuk menyatukan tali persaudaraan sesama petani muda di Kabupaten Subang.
“Sampai saat ini regenerasi pertanian di Kabupaten Subang tidak begitu digalakan sehingga petani di Indonesia saat ini kebanyakan usianya antara 45 – 65 tahun,” ungkap Dedi alumni Fakultas Pertanian Universitas Subang itu.
Baca Juga:Karang Taruna Swadaya Bersihkan Sirkuit GerymangHotel Betha Gelar Donor Darah
Dedi mengatakan, fokus kegiatan ini yaitu pengembangan buah-buahan dan peternakan. Di Kebun Indonesia Berdaya Dompet Dhuafa yang berada di Cirangkong Jawa Barat sangat mendukung berlangsungnya kegiatan tersebut.
Dia menuturkan, petani masa depan merupakan petani yang menguasai teknologi, menguasai mulai dari hulu sampai hilir dari teknologi bertani atau budidaya sampai pasca panen.
Oleh karenanya, melalui kegiatan yang digelar Komunitas Petani Muda Subang ini dalam rangka menyiapkan generasi petani yang mumpuni.
“Peserta yang mengikuti acara Farmers Camp ini ke depan akan merubah budaya pertanian. Karena pada kegiatan ini melakukan pelatihan budi daya pertanian secara Hidroponik atau dengan metode urban farming,” jelasnya.
Dedi meyakini, urban farming akan menjadi salah satu jawaban pertanian di pekotaan yang lahannya mulai habis seiring dengan pesatnya pertumbuhan industri.
“Dengan menguasai ilmu hidroponik diharapkan anggota komunitas dapat bersinergi di masyarakat dalam menjawab kebutuhan produksi di lingkungannya tempat mereka berpijak,” ungkap Dedi yang kini tengah melaksanakan studi di Sumedang.
Dedi mengatakan, anggota Komunitas Petani Muda ini akan menjadi mentor dalam bidang masing-masing. Selama ini komunitas terus mendorong anggotanya agar mahir dengan berbagai bidang pertanian yang digeluti.
“Saat ini anggota komunitas kita masih fokus pada produk sayur dan buah-buahan, karena ada dukungan lebih dari Perusahaan Benih Panah Merah di Purwakarta. Perusahaan ini selalu mendukung dengan perkembangan ilmu pengetahuan terkini di bidang sayuran, sekaligus memberikan wawasan mengenai peluang di pasar induk atau modern,” pungkasnya.(opl/ysp/ded)