DAWUAN– Siapa yang tidak tahu oncom Dawuan, kuliner lokal Subang yang sudah melegenda sampai ke mancanegara ini sampai sekarang masih banyak peminatnya.
Menurut salah satu pengrajin oncom Dawuan, Harun. Oncom buatannya tersebar keseluruh pasar di Kabaupaten Subang sampai ke Bandung.
“Yang rutin ke pasar-pasar, sisanya ada beberapa rumah makan di Bandung yang stok oncomnya dari kita” ungkap Harun pada pasundan ekspres kemarin (17/12).
Jenis oncom yang dibuat Harun ini terdiri atas oncom suuk (kacang) atau lazim disebut oncom asli, dan oncom dadut dengan bahan campuran kacang dan ampas tahu.
Baca Juga:BREAKING NEWS: Mantan Bupati Abubakar Divonis 5,6 TahunMantan Bawahan Abubakar Divonis Berbeda
Diungkapkan Harun, menjadi pengrajin oncom yang dipasarkan sampai ke mancanegara tersebut tidaklah mudah, selain perlu keahlian khusus, diperlukan juga kesabaran yang ekstra.
“Kalau oncom asli proses pertamanya yaitu penggilingan kacang tanah sampai jadi bungkil, lalu direndam kurang lebih 7 jam. Setelah itu bungkil yang sudah menjadi serbuk oncom dikukus sampai matang, kemudian dicetak. Masih panjang lagi itu, belum selesai, belum dikasih ragi, harus sabar pokonya,” jelasanya.
Sekarang selain juga pamor oncom Dawuan yang semakin berkurang, menurut Harun dukungan dari pemerintah untuk sekedar membantu mempromosikan oncom Dawuan juga tidak ada, padahal oncom Dawuan sempat menjadi primadona kuliner khas Subang.
“Bantuan apa? Gak ada bantuan apa-apa, alat produksi juga sudah pada jelek, dipertahankan aja, belum bisa ngemodal untuk beli lagi yang baru,” Tambahnya.
Harun mengaku bahwa beberapa pengrajin oncom di Dawuan pernah diundang rapat oleh pemerintah untuk diberikan beberapa jenis bantuan termasuk alat produksi, namun sampai sekarang belum ada realisasinya.
“Dari dulu kelompok pengrajin diundang rapat, mau ada bantuan, sampai sekarang juga gak ada” Tambah Harun lagi.
Harun yang sejak remaja sudah menjadi pengrajin oncom ini, mampu menyekolahkan anaknya sampai tingkat strata satu, padahal dirinya hanya lulus sekolah dasar. Tahun depan Harun dijadwalkan untuk berangkat haji.
Harun merasa usianya sudah tidak muda lagi, dia juga merasa semakin lama energinya semakin rapuh untuk hanya membuat oncom, sedangkan anak-anaknya tidak mau kalau harus meneruskan usahanya sebagai pengrajain oncom. Sehingga Harun merasa bahwa oncom Dawuan lama-lama akan terancam punah bila tidak mendapati penanganan khusus oleh pemerintah. (idr/ded)