“Kami juga buatkan untuk membantu kebutuhan masyarakat, juga untuk menjaga stok pangan dan kestabilan harga. Ini bisa dibeli masyarakat umum, harganya dibawah pasar tanpa kualitsnya bagus,” ujar Ajay.
Diakui Ajay, keberadaan toko tani ini tak akan bisa memenuhi kebutuhan pangan se-Kota Cimahi. Pasar tradisional tetap menjadi tumpuan utama. Namun, kata dia, setidaknya TTIC ini bisa menjadi salah akses untuk membantu masyarakat dalam pemenuhan pangan murah dan berkualitas.
“Kebutuhan pangan ini tak bisa di-stop, karena kebutuhan sehari-hari. Tapi (TTIC) ini belum tentu bisa mensuplai semuanya,” katanya.
Baca Juga:Tajug Gede Cilodong Mampu Tampung 4.000 JemaahPenggunaan Anggaran Desa Harus Transparan
Untuk pemenuhan kebutuhan pangan di TTIC, pihaknya sudah bekerja sama dengan para petani lokal di Kota Cimahi maupun komunitas di bawah naungan Dinas Pangan dan Pertanian Provinsi Jawa Barat.
“Untuk suplai TTIC, kita koordinasi dengan pihak lain. Ada kelompok di bawah naungan Dinas Pangan Jawa Barat yang menyuplai ke sini. Misalnya beras dari kelompok daerah Subang,” terang Ajay.
Dengan berbagai suplai itu, Aja meminta kepada Dinas Pangan dan Pertanian untuk menjaga keberadaan TTIC ini. Jangan sampai, kata dia, ketika sudah diresmikan, tiba-tiba beberapa hari kemudian sudah tutup.
“Jangan sampai buka, seminggu kemudian tutup karena penyuplai tidak ada,” tandasnya.(eko/din)