PURWAKARTA-Yayasan Resik Purwakarta menggelar evaluasi program pengendalian HIV/AIDS yang telah berjalan sepanjang 2018 ini.
Kegiatan yang digelar di Sekretariat Yayasan Resik Purwakarta Jalan Alternatif Bukit Indah Desa Mulyamekar, Kecamatan Babakan Cikao, Kabupaten Purwakarta ini dihadiri seluruh pengurus dan kader atau relawan.
Direktur Program Yayasan Resik Purwakarta, Hasanudin mengatakan, evaluasi kinerja dan program merupakan agenda rutin yang digelar setiap menjelang akhir tahun.
Baca Juga:4.680 Blanko e-KTP Dibakar, Disdukcapil Jalankan Instruksi Kemendagri989 Personel Amankan Natal dan Tahun Baru
“Seluruh pengurus dan kader dari berbagai wilayah di Purwakarta berkumpul di sini. Karena itu evaluasi program ini juga sebagai momen silaturahmi dan bertukar informasi,” kata Hasan, panggilan akrabnya, Kamis (20/12).
Ada pun informasi yang disampaikan, sambungnya, berkaitan dengan sosialisasi HIV/AIDS di masyarakat. “Para kader ini menjadi ujung tombak pengendalian HIV/AIDS di masyarakat. Mereka menyosialisasikan apa itu HIV/AIDS, penyebabnya, cara mencegah, hingga mengajak masyarakat beresiko untuk melakukan tes,” ujarnya.
Hasan menjelaskan, berdasarkan data Sistem Informasi HIV/AIDS (SIHA) di Dinas Kesehatan Purwakarta saat ini, terdapat 499 pengidap HIV/AIDS di mana 70-75 persen di antaranya sudah mengakses Antiretroviral (ARV).
“Bandingkan dengan data 2016 lalu di mana hanya ada 100 lebih pengidap HIV/AIDS. Terbukti fenomena gunung es benar adanya. Dan ini menjadi salah satu indikator kinerja program berjalan baik, karena semakin banyak yang mengakses ARV,” kata Hasan.
Di samping itu, Yayasan Resik yang merupakan kepanjangan tangan dari AIDS Healthcare Foundation (AHF) ini juga terus melahirkan kader-kader baru. “Kader ini sifatnya relawan. Semakin banyak kader semakin banyak pula yang peduli terhadap pengendalian HIV/AIDS. Termasuk semakin concern-nya Pemda Purwakarta terhadap hal ini,” ucapnya.
Hasan juga menyambut baik dengan semakin banyaknya pihak-pihak yang turut menyosialisasikan program pengendalian HIV/AIDS. “Saya perhatikan juga dari kalangan akademisi mulai gencar menggelar seminar atau sosialisasi HIV/AIDS di berbagai kampus dan sekolah,” ujarnya.
Dengan semakin gencarnya edukasi dan sosialisasi HIV/AIDS berdampak pula pada meningkatnya kesadaran masyarakat tentang HIV/AIDS. “Dan yang paling utama semakin banyak Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) yang mau berobat dengan mengakses ARV,” ucapnya.(add/dan)