Saimah selaku pemilik warung nasi timbel Nini Wowo mengaku belum mengetahu secara pasti kenapa usaha warung nasi timbelnya dinamai Nini Wowo. Yang jelas, selain penamaannya yang unik, warung nasi ini juga memiliki pelanggan yang tidak sedikit. Padahal keberadaannya hanyalah di pinggir jalan, jauh dari kesan istimewa, apalagi elit.
“Pelanggan mah banyak, dari pegawai, yang tidak sengaja lewat, anak sekolah, macem-macem. Penghasilan sehari sampe satu setengah, Alhamdulilah,” ujar Saimah.
Wati yang saat itu kebetulan lewat dan memutuskan untuk mampir ke warung nasi timbel Nini Wowo, mengaku bahwa keputusannya mampir ke warung nasi timbel karena mengikuti seleranya saja.
Baca Juga:Pembangunan Diorama Wisma Karya Hampir RampungGiliran 72 Rumah Dapat Kompensasi, Retak-retak Terdampak Pembangunan Jalan
“Ya, selera saya nasi timbel aja. Kalau misalkan kita mau beli baso yah, ada tukang baso yang enak dimana gitu, misalkan di virgo. Nah kalau mau beli timbel mah, gak tau perasaan teh semua nasi timbel enak. Sama aja,” jelasnya.
Rupanya warung nasi timbel di Subang merupakan usaha yang paling menjanjikan. Tidak jarang kedai atau kafe yang tempatnya didesain tematik, dengan konsep menarik dan trategis sekalipun, sebagian tidak mampu bertahan lama di kota ini. Namun warung nasi timbel mampu perkasa dengan tetap bertahan walaupun tempat seadanya.
Rata-rata dari setiap warung nasi timbel di Subang menjual 150 bungkus timbel per hari. Bahkan lebih. Belum lagi nama-nama warung nasi timbel populer, seperti nasi timbel Persikas, peternakan, atau warung nasi timbel Yanto. Untuk nama-nama warung nasi timbel ini diperkirakan bisa lebih dari 150 bungkus nasi timbel per hari. (idr/din)