Oleh: Agus Triyadi
Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Seperti yang kita ketahui makna dari etika itu sendiri adalah bagaimana cara atau orientasi dan hormat terhadap suatu hal, sama halnya dengan etika politik yaitu kita harus memiliki patokan orientasi dan hormat atas politik itu sendiri. Orientasi dan pegangan hormat itu betul-betul di jalankan sesuai dengan moralitas yang ada. Definisi Etika Politik membantu menganalisa hubungan timbal balik antara tindakan individu, tindakan kolektif, dan struktur-struktur yang ada di sebuah Negara.
Tujuan Etika Politik adalah mengarahkan ke hidup yang lebih baik, bersama, dan untuk orang lain, dalam rangka memperluas lingkup kebebasan dan membangun institusi-institusi yang adil (Paul Ricoeur, 1990). Jika di kembangkan lagi, pengertian tersebut mengandung tiga tuntutan. Pertama, untuk orang lain. Kedua, upaya memperluas lingkup kebebasan. Ketiga, membangun institusi-institusi yang adil. Ketiga tuntutan itu saling keterkaitan antara hidup bersama dan untuk orang lain, tidak mungkin terwujud kecuali bila menerima pluralitas dan dalam kerangka instutusi-institusi yang adil. Hidup yang baik tidak lain adalah terciptanya kebebasan, dan kesempurnaan eksistensi. Institusi-institusi yang adil memungkinkan perwujudan kebebasan dengan menghindarkan masyarakat atau sekelompok orang dari rasa saling merugikan.
Baca Juga:BREAKING NEWS! 43 Orang Tewas, 584 Luka-luka Akibat Tsunami Selat SundaHari Ibu, Siloam Hospitals Bagikan Kado Manis Spesial
Hantu Media Sosial
Salah satu konteks yang sedang berkembang di masyarakat sekarang yang terkadang merugikan banyak pihak adalah akses media sosial. Dimana dengan Smartphone, kita sudah terjangkiti oleh hantu-hantu media sosial bahkan kita sudah seperti unsosial terhadap dunia nyata , dan yang lebih parahnya lagi disinilah hoax terjadi. Seharusnya budaya literasi yang kita miliki kita dapat memilah dan memilih berita yang mudah tersebar. Hoax memang tidak bisa di basmi tapi setidaknya hoax bisa di minimalisir. Tragisnya, yang menggunakan dan menyebarkan hoax itu rata-rata dari umur 30-50 tahun, generasi muda justru relatif tidak atau belum tersentuh menggejala begitu banyak. Inilah contoh konteks yang bisa diambil dari etika politik yang sekarang sedang berkembang di kalangan masyarakat dari sisi fatologi.