Dipastikan Hoax, Pilih Tetap Melaut
KARAWANG-Di tengah isu gelombang tinggi yang menghantui laut Cilamaya, puluhan nelayan di Kampung Nelayan Tangkolak, Desa Sukakerta, masih semangat melaut. Mereka mengaku tak termakan berita hoax yang belakangan ini tersebar di media sosial.
Salah satu nelayan Tangkolak, Candra Kirana mengatakan, saat menerima pesan berantai dari grup Whats App, dirinya mengaku sempat was-was. Dalam pesan tersebut, disebutkan juga laut Cilamaya waspada tsunami.
“Tapi kami lakukan cek dan ricek lagi, sampai akhirnya Kapolres Karawang melalui akun Facebooknya menyatakan, itu berita hoax dan kami merasa tenang,” ujarnya, Selasa (25/12).
Hal senada dikatakan nelayan lain, Khoerul Huda. Menurutnya, ulah usil oknum penyebar hoax yang menyatakan laut Cilamaya wapada tsunami, sempat membuat geger hampir seluruh warga Dusun Tangkolak.
Baca Juga:Gaet Dukungan Viking untuk Pemilu 2019Festival Sepak Bola Usia Dini Diikuti 162 SSB
Khoerul mengatakan, sebelum Kapolres Karawang, Slamet Waloya menyatakan itu berita hoax. Masyarakat nelayan mengaku sangat was-was. Bahkan, beberapa diantaranya memutuskan batal melaut.
“Kami nelayan kan tidak semuanya mengerti teknologi, mendapat berita seperti ini, jelas membuat kami takut. Beruntung, saat buka Facebook ada pemberitahuan dari Kapolres Karawang, jika itu berita hoax,” ungkapnya.
Sebelumnya, tersebar pesan berantai tanpa sumber yang jelas, mengimbau masyarakat di delapan wilayah pesisir Karawang, mulai dari Pantai Tanjung Pakis hingga Pasir Putih dan Tanjung Baru untuk waspada peringatan tsunami.
Dalam pesan berantai itu dijelaskan, masyarakat di wilayah pesisir agar waspada tsunami. Lantaran Pantai Pondok Bali di Kabupaten Subang airnya sudah meluap. Namun hingga saat ini belum dapat dijelaskan, siapa orang pertama yang membuat dan menyebarkan pesan berisi informasi bohong tersebut. (use/din)