PURWAKARTA-Hobi memancing ikan boleh jadi kegiatan menyenangkan untuk melepas penat. Alasan itu pula yang ada di benak Iik (60) warga Desa Margasari, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta. Saat mengajak anggota keluarganya untuk memancing ikan di tengah laut usai menjenguk sanak saudara di Desa Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.
“Berangkat dari rumah (Pasawahan, Red) ke Banten pada hari Sabtu (22/15). Tujuannya untuk menjenguk ibu dan bersilaturahmi. Turut serta anak saya dan beberapa saudara. Di antaranya Tio (29), Novan (23), Cipto Santoso (25), Ujang Edi (25), dan Dadang (19),” kata Iik, Rabu (26/12).
Selepas bersilaturahmi, Iik bersama rombongan memutuskan memancing ikan. Namun nahas, saat memancing ke sekitar Pulau Popole, Pandeglang, Banten, Tsunami terjadi di wilayah tersebut.
Baca Juga:Belasan Warga jadi Korban Bencana Tsunami, Satu Meninggal Dunia, Saat Berlibur di BantenLima Proyek Lambat, Sekda Salahkan Kepala OPD
“Diajak mancing sama saudara, naik perahu ke tengah laut. Setibanya di lokasi (tengah laut) sekitar pukul 21.00 WIB,” kata Iik berkisah.
Dirinya pun mengaku tsunami terjadi sesaat setelah jangkar perahu diturunkan. “Sebelum terlihat ombak tsunami, suara gemuruh dan pijaran lava panas terlihat dari arah Gunung Anak Krakatau disertai kilatan-kilatan petir,” ujarnya berkisah.
Tidak lama setelah kail pancing dilemparkan ke arah laut, sambungnya, terlihat gulungan ombak besar mengarah ke perahunya. Iik mengatakan bahwa gelombang air laut Selat Sunda yang terjadi di hadapannya itu tiba-tiba saja menghantam perahu yang dinaikinya.
Dia dan keluarganya ikut tergulung ombak, hingga perahu yang digunakannya terbalik. Bahkan hingga menutup ruang gerak Cipto dan Ujang saat tenggelam. Namun keduanya selamat, saat ada ombak tinggi susulan datang yang membalikan perahu ke posisi normal.
“Kami semuanya tergulung ombak, hingga terdampar di posisi terakhir di Pulau Popole. Setelah saya sadar, saya langsung mencari anak-anak, Alhamdulillah semuanya selamat,” ucapnya.
Para korban selamat itu mengalami luka-luka di sekujur tubuhnya, karena benturan-benturan benda yang turut tergulung ombak.
Setelah mencoba berkeliling, pulau yang bisa dibilang menyelamatkan dirinya dan anggota keluarganya asal Purwakarta itu, ternyata tidak berpenghuni. Pulau yang masih lebat dengan hutan itu memaksa keluarga itu harus berenang menuju pantai Labuan.
Baca Juga:Sambut Tahun Baru, Resinda Hotel Hadirkan The Dance CompanyAda Laporan Warga, Komisi II Sidak ke PT Plasindo Lestari
Hal tersebut dijelaskan oleh menantu Iik, Ujang yang masih mengingat kuat kejadian memilukan tersebut.