Ujang menyebut bahwa rombongannya berkeliling dan berada di pulau kosong itu hingga Minggu (23/12) pukul 02.00 WIB.
Berbekal potongan kayu dan benda yang mengapung, kesembilan orang itu pun berenang menuju ke benteng milik PLTU Labuan.
“Enggak ada bantuan, saya bisa ke darat itu maksain aja, berenang bareng-bareng. Sampai sempat putus harapan dan pasrah saat terombang-ambing,” ujarnya lirih.
Baca Juga:Belasan Warga jadi Korban Bencana Tsunami, Satu Meninggal Dunia, Saat Berlibur di BantenLima Proyek Lambat, Sekda Salahkan Kepala OPD
Namun, karena tekad untuk tetap selamat bersama keluarganya, mereka pun akhirnya sampai ke Benteng PLTU.
Meski masih lelah dan kesakitan, Ujang dan sanak saudaranya itu berjalan kaki menuju keramaian.
Sesampainya di Pantai Labuan, Ujang, Iik dan yang lainnya langsung menuju rumah ibunya yang telah khawatir menunggu kabar.
Setelah rehat sejenak dan berkumpul di rumah, Iik memutuskan untuk segera kembali ke Purwakarta.
“Kami langsung pulang ke Purwakarta karena takut dan trauma ada tsunami susulan. Meski badan masih sakit dan lemas ketakutan,” ucap dia menambahkan.
Saat ditemui, kondisi para korban selamat dari tsunami di selat Sunda itu pun telah kembali pulih dan sebagian sudah melakukan aktivitasnya.
Mereka mengaku trauma dan masih ketakutan hingga kini, terutama jika terdengar suara gemuruh dan petir.(add/dan)