Tekan Angka Kebakaran Wilayah
CIPEUNDEUY–Kecamatan Cipeundeuy Subang mengadakan peningkatan kapasitas aparat desa dalam pelaksanaan Siskamswakarsa, kemarin (26/12). Bertempat di aula kecamatan, puluhan Linmas berseragam lengkap yang merupakan perwakilan dari setiap desa di wilayah Kecamatan Cipendeuy mengikuti kegiatan tersebut.
Kegiatan yang sudah menjadi perencanaan dalam DPA Kecamatan Cipendeuy tahun 2018 tersebut, mundur satu bulan dari rencana sekitar September lalu, baru bisa terealisasikan pada Desember ini, hal tersebut disampaikan oleh penanggung jawab kegiatan, Riki Rahmad Agung.
“Iya seharusnya Oktober atau September lalu, karena ada perubahan anggaran maka baru bisa dilaksanakan pada Desember ini. tetapi tidak mengurangi esensi, hanya waktu saja yang bergeser.” Jelasnya, pada Pasundan Ekspres saat ditemui setelah kegiatan berlangsung.
Baca Juga:Jalan Penghubung Ambit-Ciuyah Ambles, Debit Sungai Ciberes NaikGalang Dana untuk Korbang Tsunami, OSIS SMK TMIB Texmaco Cipendeuy Gelar Aksi Peduli
Untuk peningkatan kapasitas aparat desa dalam pelaksanaan Siskamswakarsa kali ini, Kecamatan Cipendeuy mengadakan pelatihan khusus untuk menanggulangi bencana kebakaran, bukan tanpa alasannya. Riki beranggapan bahwa penanggulangan kebakaran ini, yang menurutnya paling penting bagi Linmas sebagai garda depan keamanan di masyarakat.
“Sepanjang 2018 di wilayah Kecamatan Cipendeuy ini banyak sekali terjadi kebakaran, yang disebabkan dari kebocoran kompor gas, hal itulah yang menjadi pertimbangan kami untuk memfokuskan pada pelatihan penanggulangan pada kebakaran,” tambahnya.
Menurutnya apabila hanya mengandalakan pemadam kebakaran untuk menangulangi kebakaran akan memerlukan waktu banyak, sebab keberadaannya jauh dari Kecamatan Cipendeuy.
Dengan pelatihan penangulangan kebakaran pada Linmas ini setidaknya, mampu meminimalisir kemungkinan terburuk dari peristiwa kebakaran. Sehingga bahaya meluasnya titik api bisa dikendalikan sejak dini.
“Berkaca dari peristiwa sebelumnya ketika ada kebakaran di wilayah Kecamatan Cipendeuy, kami lama menunggu pemadam kebakaran, karena memang jaraknya jauh kan. Masyarakat tidak bisa berbuat banyak, hanya memadamkan semampunya aja, nah dengan pelatihan penangulangan kebakaran pada Linmas, diharpakan bisa jadi pengganti peran pemadam kebakaran sambil nunggu pemadam kebakaran yang datang,” katanya.
Riki menyayangkan, setiap Linmas yang berkesempatan hadir tidak maksimal, yang dijatahkan minimal 5 orang dari setiap desa, hanya ada 1 sampai 2 orang saja, yang bisa hadir. Namun Riki berharap, dari setiap yang hadir, bisa memberikan ilmunya pada rekan kerja sesama Linmas di desanya. (idr/dan)