SUBANG-Buka di pinggir jalan, Ketoprak Cirebon Bang Moko habiskan puluhan porsi hanya dalam waktu tiga jam.
Buka sekitar jam 9 malam, di depan Farina Beauty Clinic, Jalan Otista Subang, bersebrangan dengan Followmie namun penggemarnya selalu datang dari sejam sebelumnya. Antriannya selalu ramai, maka tidak heran jika kita datang ingin menikmati ketoprak khas kota udang tersebut harus menunggu hingga setengah jam lamanya.
Meski menunggu para penggermarnya tetap setia, tidak heran ketoprak khas Cirebon Bang Moko ini selalu ludes tidak kurang dari 3 jam setiap malamnya. Tidak ada yang istimewa, sama dengan ketoprak-ketoprak lainnya yang cara menyajikannya dengan bumbu kacang, bawang putih, serta cabe rawit, dan cairan ramuan air jeruk yang diulek langsung pada piring. Isinya juga hanya lontong, toge dan bihun, serta kerupuk. Namun selalu saja ramai, bahkan sang pemilik warung ketoprak tersebut Bang Moko juga merasa heran.
“Sebenernya gak ada bedanya sama ketoprak-ketoprak lain, gitu-gitu aja, selalu ramai pembeli ya alhamdulilah, rezekinya. Setiap malam, saya sampai gak bisa ngeroko sebatangpun karena pembeli terus-terusan datang. Cape kadang-kadang, tapi namanya juga rezeki, alhamdulialah,” Jelas Bang Moko pada pasundan ekspres.
Baca Juga:Wabup Minta PDAM Maksimalkan Pelayanan, 19 Kecamatan Belum TerlayaniAskab Subang Agendakan Pemilihan Ketua Baru
Bang Moko mengaku sebenarnya mau sekali kalau dirinya bisa dibantu pegawai dalam setiap melayanai para pembeli, namun dari 5 pegawai yang pernah bekerja dengan dirinya selalu tidak lebih dari sebulan dan berhenti dengan alasan tidak kuat.
“Kalau ada yang mau jadi pegawai saya, saya mau banget, soalnya dari yang sudah-sudah ya gitu selalu gak kuat,” Tambahnya.
Setiap malam Bang Moko menghabiskan 50 porsi ketoprak hanya dalam tiga jam saja, dengan harga per porsi 10 ribu rupiah, dalam semalam Bang Moko berpenghasilan sekitar 500 ribu. Untuk kemudian dijadikan modal belanja lagi sekitar 150 sampai 200 ribu. Dengan begitu berarti Bang Moko berpenghasilan bersih sekitar 300 ribu dalam semalam.
“Pengen lebih banyak lagi nyetok porsi, mau lebih dari 50, ya tapi begitu, kalau sama sendiri waduh, cape,” Tambahnya lagi.
Bang Moko yang sudah berjualan ketoprak selama 7 tahun itu tidak begitu saja mendapatkan kenyamanan usaha dengan penghasilan tetap permalamnya, dia juga sempat merasakan luka-liku dalam menemukan usaha yang pas, dan cocok bagi dirinya, Bang Moko mengaku sebelum dirinya memutuskan untuk memulai usaha ketopraknya sempat lebih dulu menjadi pedagang Miras di Bekasi selama 5 tahun, kemudian pindah ke Subang.