KARAWANG–Munculnya surat edaran Bupati Karawang mengenai imbauan pesta kembang api agar tidak dilakukan pada malam pergantian tahun membuat suasana berbeda. Sejumlah hotel di Karawang pada akhirnya membatalkan rencananya untuk mengadakan perayaan pergantian tahun secara besar-besaran.
Dampak dari imbauan tersebut, juga menyasar tempat tempat hiburan malam. Pihak kepolisian secara sigap membubarkan aktivitas perayaan tahun baru.
Namun tidak lantas langit Karawang sepi dari cahaya bertabur warna percikan kembang api, terutama di saat waktu menunjukan pukul 00.00 WIB atau tepat datangnya tahun baru 2019. Suara dan gemerlap kembang api itu muncul juga di udara kota Karawang maupun di sekitar pinggirannya.
Baca Juga:Maraknya Makar PolitikPengunjung Patimban Sepi, Akibat Cuaca Buruk dan Isu Tsunami
Bisa jadi karena di antara warga Karawang ada yang sudah kadung menyiapkan kembang api tersebut jauh sebelum himbauan pemerintah daerah keluar. Selain itu, di antara kerumunan orang yang tumplek memenuhi bundaran Galuh Mas, sempat ada yang merasa kurang puas saat acara sambut tahun baru tanpa pesta kembang api.
Namun mereka paham tatkala alasannya karena di penutup tahun 2018 masih masa-masa duka bagi warga lainnya di negeri ini yang terkena musibah bencana alam tsunami maupun tanah longsor. Berdasar pantauan, sekitar bundaran Mercure Galuh Mas yang awalnya dijadikan pemusatan perayaan pergantian tahun. Terlihat panggung hiburan diisi musik-musik bernuansa religius. Selain itu ada pula yang dikolaborasikan dengan musik tradisional Sunda.
Sedangkan beberap hotel di Karawang, terlihat hanya menyuguhkan tembang nostalgia era 90-an tanpa menyuguhkan pesta kembang api di puncak malam pergantian tahun 2018-2019.
Sebelumnya di tempat lain, sore hari usai waktu Ashar, bukan hanya kalangan pejabat Pemkab Karawang yang menggelar istighosah. Kaum dari generasi muda Islam pun mengisi dengan malam bina iman dan taqwa di Masjid Raya al-Jihad.(aef/use/din)