BANDUNG BARAT-Pemerintah dibawah kendali Presiden Joko Widodo diklaim telah berhasil membawa Indonesia menjadi negara pengekspor pangan. Padahal sebelumnya Indonesia hanya pengimpor pangan. Saat ini, ekspor dari sektor pertanian naik sebesar 29 persen.
Hal itu disampaikan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat melakukan kunjungan kerja serta bertemu dengan sejumlah petani di Desa Cikahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (3/1).
Menurut Amran, berbagai capaian sektor pertanian di bawah pemerintah Jokowi–JK menciptakan sejarah baru, dimana sayuran lettuce yang pada jaman dulu harus diimpor dari Australia dan Amerika tapi kini telah diisi dari petani lokal.
Baca Juga:Canangkan Desa Tanggap Bencana, Kalijati Barat Gencarkan Sosialisasi Tiap DusunTanam Pohon di Daerah Konservasi
“Dulunya, supermarket di kita diisi Australia dan Amerika, tapi sekarang sama petani lokal. Ini luar biasa, karena sudah bisa meningkatkan kesejahteraan petani lokal kita. Bahkan sudah bisa diekspor ke Singapura, Brunai dan Hongkong,” ungkap Amran.
Begitu pula dengan jagung, kata dia, jika dulu harus impor dari Amerika dan Brazil tapi kini Indonesia telah bisa mengekspor hingga ke-6 negara. Peningkatan ekspor sektor pertanian sebesar 29 persen ini diikuti pula oleh kenaikan produk domestik bruto (PDB) 2018 menjadi sebesar Rp1.400 triliun dari tahun sebelumnya Rp900 triliun.
“Ada yang menarik, mungkin sulit ditemukan lagi dalam sejarah pertanian yaitu inflasi pangan dari 10,56 persen turun menjadi 1,26 persen, biasanya menggerakan inflasi 0,1 atau 0,5 persen saja sangat sulit. Kami sudah laporkan keberhasilan ini ke Presiden, sektor pertanian cukup berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan menekan inflasi,” ujarnya.
Dia mengatakan, prospek bisnis sayuran hidroponik dalam negeri sangat bagus karena peluang untuk ekspor sangat besar. Ditambah, pemerintah pun siap menyuport mitra-mitra petani dengan pemberian bibit atau benih unggulan.
“Kami rekrut petani milenial, ke depan ditarget 1 juta petani, sekarang dengan nama Gempita sudah ada 400 ribuan petani. Mimpi besar kami, nanti semua pertanian menggunakan teknologi, mulai pola tanah, tanam, panen, processing, semua dengan teknologi. Bila perlu, buruh di pinggir, di bawah pohon, remote kontrol, dikontrol jarak jauh untuk mengendalikan mesin pertanian,” bebernya.
Amran menambahkan, dengan rencana akan menerapkan teknologi pertanian di Indonesia, saat ini pusat-pusat pendidikan pertanian juga sudah mulai diminati anak muda.