Selain disibukan dengan project musiknya dengan Mustafa Debu, Enda juga giat datang ke setiap SD di Kecamatan Purwadadi hanya untuk menghibur anak-anak SD dengan permainan kecapinya. Bukan sebagai upaya mencari keuntungan financial.
Enda mempunyai misi agar kecapi sebagai alat musik tradisional sunda selain bisa dikenal juga diketahui bisa memainkan musik-musik top hits, atau lagu-lagu populer.
“Saya prihatin sekali pada stigma dari masyarakat, khususnya anak-anak SD di Purwadadi pada kecapi. Mengatakan bahwa kecapi itu kuno, padahal dengan kecapi saya bisa berkunjung ke berbagai negara di Eropa. Makanya saya sengaja datang ke setiap SD di Purwadadi, main kecapi, memainkan lagu-lagu The Beatles, Rolling Stone, dan lagu-lagu populer Indonesia,” tambahnya lagi.
Baca Juga:Akibat Cuaca Buruk Kapal Disandarkan, Nelayan Memilih Mencari KerangDinas Kesehatan Belum Terima Laporan Putus Kontrak BPJS
Enda merasa puas dengan apa yang dia lakukan. Pasalnya setelah datang ke setiap SD dan meminkan lagu-lagu populer barulah lambat laun stigma itu mulai redup. Malah berbalik, setiap anak-anak di berbagai SD tersebut menjadi ingin mempelajari kecapi.
Sebagai seniman, Enda tidak hanya memiliki kepekaan musik, namun juga kepekaan sosial. Dia memilih anak-anak untuk SD dijadikan teman bermain dengan kecapinya di Purwadadi sebagai upaya agar alat musik kecintaannya ini bisa dikenal dan dimainkan oleh generasi penerusnya di Purwadadi.
“Saya memang sengaja, main dengan anak-anak SD. Mengajar mereka main kecapi, agar bisa dikenal kecapi ini ada yang bisa memainkan. Agar eksistensinya sebagai alat musik, tidak selesai hanya sampai saya,” tukasnya.(*/man)