SUBANG-Para petani nanas berharap ada pabrik nanas kalengan. Tapi menurut Dinas Koperasi UMKM Perdagangan dan Pasar (DKUPP), hingga saat ini belum ada investor yang berminat membuat pabrik olahan nanas.
Di tahun 90-an pernah ada pabrik olahan nanas yaitu PT Moreli Makmur di Cibarola. Tapi kemudian bangkrut karena pengaruh krisis moneter. Petani nanas yakin, jika ada pabrik olahan nanas, bisa lebih menguntungkan.
Petani nanas, Warjo (44) yang dagang di jalan raya Ciater mengatakan, penjualan nanas saat hari libur tahun baru atau libur panjang dirinya bisa mendapat untung besar. “Kalau hari besar saya pasti isi jongko soalnya banyak yang beli kebanyakan orang dari luar kecamatan atau luar kabupaten,” ujarnya.
Baca Juga:Enda Kombet: Ingin Ada Generasi Penerus Memainkan KecapiAkibat Cuaca Buruk Kapal Disandarkan, Nelayan Memilih Mencari Kerang
Tapi menurut Warjo, seharusnya pihak Pemkab Subang bisa membangun lagi pabrik pengolahan nanas. Saat ada pabrik nanas kata Warjo, hasilnya sangat menguntungkan para petani. Karena saat ini kata dia, kebanyakan pembeli hanya menanyakan nanas madu. “Ada yang nanya nanas apa, madu bukan? padahal belum masa panen,” katanya.
Sejauh ini buah nanas memang menjadi buah khas Subang, namun jangan sampai petaninya beralih ke buah-buahan lain karena menanam nanas tidak menguntungkan. Ia pun meminta kepada pemkab Subang juga agar lebih memperhatikan petani nanas.
Kepala DKUPP Drs Rahmat Faturahman mengatakan, sejauh ini perajin dan pengolahan buah nanas yang terkenal di Subang banyak. Salah satunya adalah Ade Fatas yang beralamat di Jalancagak. Ia pun berharap pengolahan nanas tetap ditingkatkan “Sudah banyak yang maju dalam perdagangan olahan nanas, harus lebih ditingkatkan,” katanya.
Pihaknya juga sangat mendukung jika ada investor yang mau mendirikan pabrik pengolahan nanas di Subang. “Bagus sih jika ada investor yang mau mengembangkan dan membangun pabrik olahan nanas. Jadinya petani nanas untung juga. Tapi sampai sekarang belum ada investornya,” pungkasnuya.(ygo/man)