Yang tiap hari ditembaki itu adalah pulau kosong. Sengaja dikosongkan oleh Taiwan. Letaknya jauh sekali dari pulau Taiwan. Sangat dekat dengan daratan Tiongkok.
Kalau kita lagi di kota Amoy (Xiamen) kita bisa melihat pulau itu. Samar-samar. Kalau udara lagi cerah.
Justru pulau itu tidak bisa dilihat dari Taiwan. Jauh sekali. Satu malam pakai kapal.
Baca Juga:Warga Sukatani Tak Ingin Ada Pergantian KadesMaulidan Diisi Sosialisasi Narkoba
Tiongkok sendiri sengaja memilih menembaki pulau kosong. Agar tidak mengenai manusia. Apalagi manusia Taiwan. Sesama manusia Tionghoa.
Padahal, kalau mau serius, Tiongkok bisa menembaki langsung kota Kaoshiong. Kota terbesar kedua di Taiwan selatan.
Penembakan harian itu memang hanya pura-pura. Hanya simbolis: bahwa Tiongkok masih terus dalam keadaan perang sipil.
Perang sipil itu dulunya terjadi di seluruh Tiongkok. Tahun 1949. Antara Komunis (Gong Chang Dang) dengan Nasionalis (Guo Ming Dang).
Kian lama Komunis menang. Dipimpin Mao Zedong. Nasionalis terdesak. Dipimpin Jendral Chiang Kai-Shek. Mundur ke pertahanan terakhir: kota Chongqing. Di tengah Tiongkok.
Pertahanan terakhir itu pun diserbu. Nasionalis lari ke pulau Taiwan. Tetap di bawah pimpinan Jenderal Chiang Kai-Shek. Mendirikan negara Taiwan.
Pengejaran terhadang laut. Komunis belum punya armada laut. Yang bisa mengejar jendralnya sampai Taiwan.
Yang bisa dilakukan hanyalah menembakinya terus dari daratan Fujian. Ke sasaran pulau terdekat: pulau kosong itu. Yang dikosongkan itu.
Baca Juga:Pilih Ketua RW, Panitia Gelar Uji KelayakanRS hingga Klinik Putus Kerjasama BPJS, Langsung Berdampak pada Layanan Masyarakat
Penembakan harian itu tidak berpengaruh. Kian tahun Taiwan kian eksis sebagai negara. Ekonominya juga kian maju. Sangat sukses. Jadi idola baru. Dikelompokkan dalam tiga macan baru Asia: Korea Selatan, Singapura dan Taiwan.
Tiga-tiganya menjadi model baru untuk membangun ekonomi. Termasuk teori ‘memajukan ekonomi jangan melalui demokrasi’.
Setelah ekonominya sangat maju barulah lahir demokrasi. Di Korea Selatan. Dan di Taiwan. Demokrasi murni. Dan berhasil.
Muncullah teori baru: demokrasi akan lahir sendiri kalau ekonomi rakyatnya maju. Atau teori lain: demokrasi akan berhasil kalau rakyatnya sudah maju.
Inti teori itu: majukan.duluekonomi. Baru lahirkan demokrasi. Dua-duanya berhasil. Ekonominya tetap maju. Saat demokrasinya juga berkembang matang.
Korea Selatan dan Taiwan. Jadi labolatorium hidup untuk kemajuan ekonomi dan demokrasi.