Dari sisi tantangan terhadap kecerdasan, pemilu ini merupakan penantang kecerdasan paling tinggi. Mungkin untuk memilih presiden dan wakil, tidak terlalu sulit untuk mengungkap kecerdasan pemilih. Tetapi untuk kandidat yang lain seperti DPD dan DPRD dan DPR, para pemilih harus cerdas dan tekun untuk melihat calon yang akan dipilihnya. Perhatian harus ditujukan kepada banyak kandidat. Jika tidak ingin rugi secara politik, maka akan sia-sia pilihannya.
Kedemokrasian dan kebebasan juga dapat tercermin lebih besar pada pemilu 2019 ini. Banyak yang menyebutkan bahwa efek ekor jas (coattail efect) akan berpengaruh pada pemilu kali ini. Efek ini mengasumsikan bahwa pilihan struktur atas akan mempengaruhi pilihan pada partai di bawahnya. Akan tetapi bagi pemilih cerdas, rasional dan demokratis tidak akan terpengaruh oleh hal ini.
Dengan hasil olahan otak dan rasional yang dilakukannya, mereka akan memungkinkan memiliki lima pilihan (partai) yang berbeda. Inilah pilihan politik pelangi yang sekaligus memberikan penyadaran bagi masyarakat dengan iklim demokrasi yang sesungguhnya. Demokrasi itu tidak harus seragam tetapi memberikan tempat kepada pilihan yang paling layak untuk muncul ke permukaan berdasarkan pilihan nurani.
Baca Juga:Jalan Pantura di Kotasari Diperlebar, Perlancar Proyek Pembangunan Akses Jalan PelabuhanSambut Musim Tanam, Petani Gropyokan Tikus Amankan Produksi Padi
Pemilu dengan karakter seperti ini pula akan mampu secara tidak langsung memberikan penyadaran sosial dan budaya, bahwa Indonesia itu merupakan negara bhineka. Keragaman agama dan kebudayaan bukan saja disebabkan oleh takdir tetapi juga merupakan sebuah pilihan dan kedekatan.
Ini tidak ada bedanya dengan pilihan dan afiliasi politik. Pemilihan umum sesungguhnya juga ada pada ranah tersebut. Pemilih akan memilih sesuai dengan pilihan hati setelah melakukann rasionalitas pertimbangan. Pemilih juga akan menjatuhkan pilihan berdasarkan kedekatan. Pemilihan umum serentak dengan lima pilihan tahun 2019 ini sangat memungkinkan bagi masyarakat Indonesia melakukan pilihan yang berbeda partai antara DPD, DPRD, Legislatif dan pasangan presiden/wakil. Tidak akan elok jika harus memaksakan pilihan biar partainya sama kalau memang calon yang ditawarkan itu tidak sesuai dengan kehendak hati nurani. Ini merupakan kedekatan antara keragaman masyarakat Indonesia dengan keragaman pemilihan pada pemilu yang akan datang.