“Iya betul, ada blokade jalan, dengan menyimpan beberapa pot besar di tengah jalan oleh warga sebabnya dipicu karena komunikasi yang tidak baik dari pihak perusahaan ke masyarakat. Jadi persoalan lama, diungkit-ungkit kembali oleh masyarakat,” katanya.
Menurut Komarudin tuntutan pemenjaraan pada beberapa warga tersebut sudah ikrah sejak lama, pada April tahun lalu, dan sejak putusan itu sampai saat dirinya menjabat sebagai kepala desa, tidak pernah ada persoalan.
“Sebelumnya adem ayem saja, tidak ada soal, semenjak ada pergantian manajemen dari pihak pabrik, komunikasi tidak berjalan dengan baik, maka mulailah ada letupan-letupan dari masyarakat untuk mengungkit persoalan,”tambah Komarudin.
Setelah Komarudin menginisiasi untuk mengadakan mediasi warga kembali membuka jalan, sementara pihak perusahaan menurut Komarudin sudah siap memperbaiki komunikasinya dengan masyarakat. (idr/ded)