Oleh : Ridho Budiman Utama
Anggota Komisi II DPRD Jawa Barat
Pemilihan presiden dan wakil presiden untuk masa bakti 2019 – 2024 tinggal beberapa bulan lagi. Masing – masing pasangan calon pun terlihat sibuk melakukan berbagai strategi demi meraih simpati masyarakat. Mulai dari bersilaturrahmi dengan para tokoh sampai dengan terjun langsung ke tengah masyarakat dilakukan sesering mungkin hingga batas akhir waktu kampanye yang telah ditentukan sebelumnya. Masing – masing paslon rupanya tak ingin kehilangan kesempatan untuk “hadir” di tengah masyarakat.
Dalam menentukan pilihannya, memang banyak faktor yang dijadikan bahan pertimbangan oleh masyarakat. Adapun ketahanan pangan merupakan salah satu isu yang cukup krusial dan menjadi salah satu perbincangan hangat di kalangan pakar maupun masyarakat pada umumnya. Hal ini dikarenankan ketahanan pangan sangat berkaitan erat dengan kedaulatan bangsa. Dengan kata lain, berdaulat atau tidaknya sebuah bangsa dapat dilihat dari sejauh mana kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan pokok bagi warganya sekaligus menyediakan lapangan pekerjaan secara layak.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), sampai tahun 2018 lalu tercatat sedikitnya 38,7 juta penduduk Indonesia yang bekerja di sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. Besarnya jumlah angkatan kerja di ketiga sektor tersebut tentunya menjadi potensi dan peluang tersendiri apabila dikelola dengan sebaik – baiknya. Artinya, produk pangan yang dihasilkan, bukan hanya mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dalam negeri, melainkan juga dikirim ke luar negeri (eksport) yang pada akhirnya dapat menambah cadangan devisa negara secara signifikan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Baca Juga:Putar Arah Diseruduk Truck, Mobil Box Terjun Ke KaliSakit Menahun, Nenek Gandir Ditemukan Tewas Gantung Diri
Jika kita pelajari lebih jauh, masing – masing pasangan calon memiliki program unggulan (di bidang pertanian) dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan di negeri ini. Sebagaimana dilansir oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), kedua pasangan memiliki fokus yang berbeda terkait masalah ekonomi khususnya program atau kebijakan yang berorientasi pada peningkatan kesejahteraan petani. Pasangan Joko Widodo – Ma’rif Amin misalnya, kandidat petahana ini memiliki visi yang dirangkum dalam satu kalimat, yaitu Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong.
Adapun misi di bidang ekonomi yang dibawa oleh pasangan ini adalah struktur ekonomi yang produktif, mandiri dan berdaya saing serta menciptakan pembangunan yang merata dan berkeadilan. Secara lebih detail, penjabaran misi dan visi tentang ekonomi terutama bagi petani adalah Mengembangkan Ekonomi Kerakyatan. Sebagaimana dikutip dari visi misi tersebut, penguatan ekonomi kerakyatan menjadi strategi pasangan ini dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.