“Mulai dari gempa bumi, kekeringan, longsor, kebakaran lahan, gunung berapi, semua itu indeks risikonya tinggi. Untuk itu, kami juga melakukan upaya bagaimana biar masyarakat tahu potensi bencana di sekitarnya. Kemudian ada kesadaran dari masyarakat, kira-kira ketika terjadi bencana, dia bisa berbuat apa,” tuturnya.
Ketika masyarakat sudah tahu dan sadar terhadap potensi bencana di sekitarnya, lanjut dia, diharapkan masyarakat turut menjaga kelestarian lingkungan. Khusus untuk siaga bencana di sekolah, Duddy mengatakan, sejak 2015 BPBD telah melakukan program sekolah siaga bencana.
“Soalnya, khusus untuk zona Patahan Lembang saja, kami sudah menginventarisir ada sekitar 93 sekolah. Makanya, kami melakukan sekolah lapangan atau sekolah siaga bencana. Kalau di awal kami mengundang unsur pendidik, guru dan siswa, sementara untuk tahun 2018 kemarin polanya kami balik, jadi kami yang datang ke sekolah untuk memberikan pelatihan dan sosialisasi,” katanya.(eko/ded)