BANDUNG BARAT-Hingga pertengahan Januari 2019, sebanyak 18 warga Kabupaten Bandung Barat terkena penyakit demam berdarah dengue (DBD). Sementara sepanjang tahun 2018, terdapat 429 kasus DBD di Bandung Barat. Dua orang diantaranya meninggal dunia.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Kesehatan KBB, Hernawan mengatakan saat kegiatan Forkopimda di Saguling, Selasa (15/1).
Terakhir, kata Hernawan, pihaknya telah menerima laporan adanya dua anak di Kecamatan Ngamprah mengidap DBD. Keduanya kemudian dirawat di Rumah Sakit IMC Cimareme.
“Kami juga sudah langsung mencoba mengecek ke lokasi, untuk mencari tahu kemungkinan adanya jentik nyamuk. Kami sudah melakukan pemeriksaan terhadap penampungan air dan sebagainya, tapi ternyata negatif,” kata Hernawan.
Baca Juga:Pohon Berusia Ratusan Tahun Mendadak RobohRidwan Kamil Jadi Anggota Kehormatan LVRI
Untuk mencegah peningkatan kasus DBD, menurut dia, Dinkes telah membuat surat edaran dan mensosialisasikan 3M, yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan mengubur atau mendaur ulang barang-barang bekas yang sudah tak terpakai, serta menaburkan abate.
“Jangan biasakan menumpuk baju di gantungan, karena itu akan memancing nyamuk. Kemudian, jika warga memiliki kolam, di kolam itu harus ada ikan-ikannya, sehingga ikan-ikan itu bisa memakan jentik nyamuk. Jangan lupa pula untuk selalu menjaga kebersihan,” ucapnya.
Hernawan menyebutkan, pada tahun lalu terdapat sekitar 429 kasus DBD di Bandung Barat. Dari jumlah kasus DBD itu, dua warga diantaranya meninggal dunia. Jumlah kasus DBD pada 2018 itu lebih sedikit dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya, yang mencapai ribuan kasus.
Menurut Hernawan, kasus-kasus DBD yang terjadi di Bandung Barat sebenarnya terdapat di kecamatan-kecamatan lainnya. Dia pun mengakui bahwa KBB masih menjadi salah satu kabupaten/kota yang endemis demam berdarah.
Akan tetapi, dari 16 kecamatan di KBB, ada kecamatan yang kasusnya relatif tinggi, yaitu daerah perkotaan seperti Padalarang dan Ngamprah dan Batujajar. “Saat ini di daerah dataran tinggi seperti Lembang pun bisa terjadi demam berdarah. Namun, kebanyakan di Padalarang dan Ngamprah,” ujarnya.(eko/din)