Apalagi, kata dia, lalu lintas di Cikampek semrawut. Ditambah lokasi Terminal Cilampek yang dinilai tak lebih strategis dari Terminal Klari.
“Nanti Cikampek akan lebih semrawut,” katanya.
Eko menyebut jika saja Terminal Cikampek sesuai standar terminal tipe A, terutama perihal fasilitas, pihaknya tidak akan keberatan.
“Jika fasilitas sesuai kami tidak punya pilihan lain selain mematuhi. Toh ini tanah pemda. Hijrah itu kan harus ke uang lebih baik, bukan ke yang lebih tidak baik,” tambahnya.
Baca Juga:Tangani Sampah dengan Mesin Insenerator, Libatkan Peniliti ITB, Gunakan Anggaran CSRWisata Edukasi Telur Puyuh, Pengunjung Bisa Panen Sendiri
Saat ini, kata dia, para agen yang tergabung dalam paguyuban bus AKAP dan AKDP Terminal Klari tengah menunggu keputusan perihal pemindahan tersebut.
“Kami belum tahu nanti mau bagaimana, mau buka agen di pinggir jalan atau bagaimana. Kami menunggi audiensi dengan pihak-pihak terkait,” katanya.
Ia juga menyebut pemindahan tersebut tidak ada sosialisasi.
“Kami cuma mendapat surat pemberitahuan,” katanya.
Arie, pengguna bus AKAP mengaku tak setuju dengan pemindahan tersebut. Alasannya, lokasi Terminal Cilampek jauh dari tempat tinggalnya di Klari. Belum lagi lalu lintas Cikampek menurutnya semrawut.
“Pasti tambah macet. Lokasinya juga kurang strategis,” katanya.(aef/din)