JAKARTA – Sesi perdana debat kandidat pasangan calon presiden dan wakil presiden, Joko Widodo-Makruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berakhir tanpa statmen apresiasi. Kedua pasangan calon, lebih mengutamakan argumen penutup untuk meyakinkan publik, bahwa keduanya siap memimpin bangsa ini lima tahun kedepan.
Ya, debat yang berlangsung di Hotel Bidakara, Jakarta, berakhir pukul 22. 30 WIB, tadi malam (17/1) tanpa closing statmen. Padahal Ira Kusno sebagai pemandu debat, sudah menyampaikan hal ini.”Jadi kelihatan fair Mam (Imam Priono, red) karena sama-sama tidak ada penilaian apresiasai dari kedua pasangan calon,” tandas mantan reporter ini.
Ditambhahkan Ira, masih ada empat sesi lagi debat. “Semoga ini membantu pilihan rasional. Tetap menghormati perbedaam. Jangan sampai mencabik-cabik perbedaan. Gunakan hak pilih Anda, karena Indonesia adalah rumah kita,” timpalnya.
Baca Juga:GwadarHadapi Pilpres 2019, Persatuan Istri Tentara (Persit) Junjung Azas Luber
Sementara, Imam Priono, yang juga mendapat kesempatan menjadi pemandu debat, menyampaikan pesan dari seorang rekan yang telah berpulang. “Ada pesan dari rekan yang sudah berpulang. Media sosial adalah jendela. Maka bijaklah, dalam mengunakan jari-jari Anda,”tukas Imam mengakhiri sesi perdana debat tersebut.
Seperti diketahui dalam pernyataan penutupnya, Capres 01 Joko Widodo menegaskan, dirinya dan Cawapres Makruf Amin telah memahami keinginan bangsa ini. Dirinya meyakinkan publik dengan rekam jejak yang dimiliki.
“Kami tahu keinginan bangsa ini. Kami tidak memiliki potongan diktator, kami tidak memiliki rekam jejak melakukan kekerasan dan korupsi. Reputasi dan jabatan kita pertaruhkan, untuk perbaikan bangsa. Kami ingin bekerja!” tegas pria kelahiran Surakarta, 21 Juni 1961 itu.
Sementara dalam clossing statmennya, Prabowo menegaskan, pentingnya kepastian hukum, penegakan hukum, institusi-institusi hukum termasuk rasio pendapatan bangsa.
“Terutama jaksa dan hakim adalah prasayarat. Jika mendapat mandat ini, yang akan kami perkuat. Kami tidak akan cari kesalahan kecil-kecil. Kami ingin menyelesaikan permasalah. Terutama dari kebocoran-kebocoran kekayaan negara karena elite. Ini karena kesalahan masa lalu,” terangnya.
Di pertengahan debat, Jokowi sempat menyinggung kasus Ratna Sarumpaet. Awalnya, Jokowi menjawab pertanyaan soal penegakan hukum yang dikaitkan dengan hak asasi manusia.
Jokowi mengatakan, penindakan hukum sesuai prosedur bukan pelanggaran HAM. Penegakan hukum dilakukan untuk melindungi masyarakat. “Jika ada pelanggaran hukum yang melanggar prosedur, silahkan ada mekanisme yang bisa ditempuh lewat praperadilan, misalnya,” kata Jokowi.