SUBANG-Dari 472 pondok pesantren masih banyak yang belum miliki operator education management information system (Emis). Pihak Kemenag juga mengusulkan agar operator Emis menerima honor.
Berdasarkan data di Kementerian Agama Subang, di Kabupaten Subang ada 521 pondok pesantren. Sedangkan yang memiliki operator Emis hanya 49 pondok pesantren. Padahal operator Emis sangat vital untuk memproses bantuan BOS dan lainnya.
Kasi Pondok Pesantren Kemenag Subang H Muhammad Sopiadi mengatakan, santri di pesantren tersebut bervariasi. Ada yang sudah besar dan ada pula yang dikelola dengan sistem kobong. “Jumlah santri beragam, keseluruhan ada sekitar 14 ribuan santri,” katanya.
Baca Juga:Kepala Desa Ciruluk Upayakan Revitalisasi Situ Kaliwaras dan Benahi BUMDesPetani Ikan KJA Jatiluhur Merugi, Kwintalan Ikan Mati Massal
Ia pun menyayangkan banyak pesantren yang tidak memiliki operator Emis, padahal fungsinya sangat penting. Maka pihaknya mengusulkan agar operator Emis mendapat honor.
Operator Emis bisa menertibkan adminstrasi data lembaga, data pengajar, santri, kurikulum dan lainnya. Sehingga pondok pesantren bisa mengajukan bantuan operasional ataupun bantuan lainnya kepada Kemenag Subang. “Jadinya yang diusulkan hanya pondok pesantren yang melaksanakan Emis saja, karena pendataan lengkap dan bisa mendapatkan bantuan operasional dan bantuan lainnya,” ujar Sopiadi.
Saat ini kata Sopiadi, operator Emis pondok pesantren tidak mendapatkan gaji (honor). Maka dari itu pihakya sudah mengusulkan honor untuk operator Emis per satu kecamatan bisa mendapatkan Rp20 ribu per data untuk satu tahunnya. Pengusulan honor tersebut sudah dilakukan.
“Karena operator Emis terbatas maka kita usulkan honor. Makin banyak pondok pesantren di kecamatan maka makin banyak honor dari operator Emis tersebut,” tambahnya.
Sementara itu Kepala Diskominfo Subang Asep Sumarna mengatakan, peran teknlogi khususnya IT memang sangat diperlukan dewasa ini. Salah satu peran yang sangat mendukung adalah peran komputerisasi dan operator IT. Sistem online dan kecanggihan perangkat teknologi sangat membutuhkan operator IT,” pungknasnya.(ygo/man)