Konsentrasi Usaha dan Pengurus Bermasalah
SUBANG-Tiga BUMD yang tidak memberikan kontribusi berupa pendapatan asli daerah (PAD) akan segera dievaluasi. Ketiga BUMD tersebut antara lain PT Subang Sejahtera (SS), PT Subang Energi Abadi (SEA) dan PT BPR Syariah Gotong Royong.
Ketiga BUMD tersebut sama sekali tidak pernah memberikan pendapatan ke pemerintah daerah. Jangankan memberikan kontribusi, dari sisi manajeman pun tidak jelas.
Padahal pendirian BUMD tersebut yang didasari dengan peraturan daerah, salah satu tujuannya untuk meningkatna Pendapatan Asli Daerah (PAD.)
Baca Juga:Area Tol Cipali Akan Ditanami 6.000 PohonPetani Mengeluh Harga Jagung Anjlok
Kabag Perekenomian Pemda Subang, Drs Tarwan MPd menyebutnya, ketiga BUMD tersebut hidup tapi tidak memberikan kontribusi. Ia mengistilahkan seperti pohon yang tidak memiliki buah.
“BUMD itu hidup, tapi tidak memberikan kontribusi. Ini menjadi tantangan kita bersama, bukan cuma hidup tapi memberikan hasil. Contohnya, pohon itu bukan hanya hidup tapi memberikan buah,” ungkapnya kepada Pasundan Ekspres, Rabu (23/1).
Keberadaan BUMD yang hingga saat ini tidak ada kontribusinya akan segera dievaluasi dan dilakukan pembinaan. Sejauh ini evaluasi kinerja BUMD dilakukan minimal enam bulan sekali.
“Kami akan lakukan pembinaan agar BUMD-BUMD ini bisa maju, berkembang dan memberikan kontribusi terhadap PAD,” ujarnya.
Terkait dengan PT Subang Sejahtera, kata dia, saat ini kondisinya masih dalam tahap pembenahan manajeman dan sektor usaha. Pihaknya masih mencari solusi yang tepat untuk pembenahan PT Subang Sejahtera.
“Sektor usahanya sangat banyak ada 9-11 sektor bisnis, tapi belum fokus. Dulu pernah usaha pupuk, tapi sekarang masih umum semua sektor masih mencari fokus yang pas,” jelasnya.
Sementara itu, PT Subang Energi Abadi (SEA) masih merangkak. Padahal berdiri sejak tahun 2014 saat zaman Bupati Ojang Sohandi.
“Kalau PT SEA sebenarnya sudah mulai merangkak meskipun belum memberikan kontribusi. Namun kepengurusan akan kita benahi sesuasi dengan RUPS, dalam dua tiga bulan akan dilakukan penyegaran. Tapi itu nanti kebijakannya ada di bupati,” ujarnya.
Sama halnya dengan PT BPR Syariah Gotong Royong yang juga masih tertatih-tatih. Termasuk ada persoalan di kepengurusan.
“Masalahnya kaitannya dengan kepengurusan, di jajaran direksi belum terpenuhi, direksi hanya ada satu hanya direktur utama. Sampai sekarang memang masih tertatih-taih, ya mohon doanya saja semoga Pak Bupati memberikan solusi terbaik. Ya katakanlah bank ini kurang sehat, ya harus disehatkan,” jelasnya.