Oleh: Indah Fadhila Fitri
Statistisi Pertama di BPS Kabupaten Purwakarta
Sektor pertanian masih memegang peranan penting dalam perekonomian Jawa Barat. Hal ini dapat dilihat dari struktur PDRB Jawa Barat pada triwulan III tahun 2018 yang masih didominasi oleh tiga lapangan usaha utama, yaitu: Industri Pengolahan 41,59 persen, Perdagangan Besar-Eceran Reparasi Mobil-Sepeda Motor 14,96 persen dan Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 9,25 persen Dilihat dari aspek penyerapan tenaga kerja, menurut hasil Sakernas Agustus 2018 lapangan pekerjaan Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 2,87 juta orang atau sekitar 13,81 persen dari total penduduk berusia 15 tahun ke atas yang bekerja. Namun sayangnya, sektor pertanian ini makin hari pertumbuhannya makin melambat karena berbagai faktor. Salah satunya tidak didukung oleh sumber daya manusia yang memadai baik secara kuantitas maupun kualitas.
Berdasarkan hasil survei pertanian antar sensus (SUTAS) 2018 yang dilakukan BPS, Sebanyak 70,91 persen rumah tangga pertanian berada di kelompok umur 45 tahun keatas. Sedangkan kelompok umur 35-44 sebanyak 20,59 persen dan hanya 8,50 persen berada di kelompok umur 35 tahun kebawah. Kondisi ini sungguh memprihatinkan mengingat sumber daya alam yang dimiliki Jawa Barat masih potensial untuk mengembangkan sektor pertanian, seperti di daerah Kabupaten Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya dan Ciamis. 20 atau 30 tahun mendatang, petani yang berusia 45-54 tahun tidak mampu lagi mengelola usaha pertanian, jika tidak ada proses regenerasi petani muda maka pertumbuhan sektor pertanian akan tertinggal dibandingkan sektor sektor lainnya. Ditambah lagi jumlah penduduk Jawa Barat yang terus bertambah, kebutuhan akan pangan pun semakin melonjak. Sehingga regenerasi petani muda menjadi masalah yang harus diperhatikan.
Mengapa generasi muda enggan menjadi petani?
Pertama, banyaknya pabrik dan pusat perbelanjaan di Jawa Barat menarik minat generasi muda untuk bekerja di sektor industri pengolahan maupun perdagangan. Berdasarkan data Survei Angkatan Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) bulan Agustus 2018, sektor perdagangan dan sektor industri pengolahan menyerap tenaga kerja terbanyak dibandingkan sektor lainnya. Sebanyak 22,24 persen penduduk 15 tahun keatas bekerja di sektor perdagangan dan 20,93 persen bekerja di sektor industri pengolahan.