Oleh: Raska
*) Anggota DPRD Subang
Di dalam tubuh yang sehat akan tertanam jiwa yang kuat. Ungkapan tersebut nampaknya belum benar – benar disadari oleh sebagian masyarakat kita. Banyaknya sampah yang berserakan di berbagai tempat menunjukkan, budaya hidup bersih dan sehat belum tertanam kuat di kalangan masyarakat kita. Setidaknya itulah yang terbersit dalam pikiran penulis saat melihat sebagian masyarakat membuang sampah di sembarang tempat tanpa terlihat sedikit pun merasa bersalah. Pemandangan seperti ini hampir setiap hari temukan saat hendak berangkat ke tempat kerja.
Untuk mengetahui akar permasalahan yang terjadi, penulis pun mencoba berdiskusi dengan beberapa orang di lingkungan sekitar. Dari hasil perbincangan tersebut ternyata ada beberapa penyebab banyaknya orang yang melakukan kebiasaan buruk tersebut. Alasan pertama adalah karena ketiadaan tempat pembuangan atau penampungan sampah yang memadai. Tidak tersedianya tempat penampungan sampah sementara yang letaknya tak jauh dari pemukiman masyarakat menjadi penyebab utama tidak terkelolanya sampah – sampah yang berasal dari rumah tangga. Sebagian masyarakat sebenarnya menyadari tentang pentingnya menjaga kebersihan di sekitar lingkungan mereka. Namun, karena ketiadaan sarana pendukung mereka pun terpaksa membuang sampahnya di sembarang tempat. Adapun aliran sungai menjadi “tempat favorit” bagi sebagian warga untuk membuang sampah mereka.
Alasan kedua adalah tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah. Benar bahwa tingginya tingkat pendidikan tidak menjamin kesadaran warga untuk menjalankan pola hidup bersih dan sehat, namun hal ini nyatanya berpengaruh terhadap cara mereka dalam memperlakukan sampah. Tidak adanya upaya untuk memisahkan sampah organik dan non organik untuk kemudian mengolahnya mengakibatkan volume sampah tidak berkurang secara signifikan setiap harinya. Luasnya pekarangan rumah yang dimiliki belum dimanfaatkan sebaik – baiknya oleh warga untuk menciptakan lingkungan bersih dan sehat dengan cara mengolah sampah sebagaimana mestinya. Sebagian warga bahkan menjadikan halaman depan atau belakang rumahnya sebagai tempat pembuangan sampah untuk jangka waktu yang relatif cukup lama.
Baca Juga:Dua Hari Razia, Unit Lantas Polsek Pamanukan Amankan 25 Knalpot BisingIntensitas Hujan Tinggi, Sawah Terendam
Alasan ketiga adalah karena kesibukan. Berkembangnya industrialisasi di kabupaten Subang secara tidak langsung berpengaruh terhadap tatanan kehidupan dalam masyarakat. Karena faktor “kesibukan” sebagian warga memilih cara – cara instant untuk “menyelesaikan” permasalahan sampah. Penulis sering kali menemukan warga yang hendak berangkat kerja sambil membawa kantong plastik berukuran cukup besar yang berisi sampah untuk dibuang begitu saja di tempat – tempat yang seharusnya dijaga dengan baik kebersihannya. Selain itu membakar sampah di depan pekarangan rumah yang jelas – jelas menimbulkan polusi udara bagi warga lainnya menjadi salah satu kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat.