JAKARTA – Keluarga besar Sinar Mas tengah diselimuti duka. Setelah pendirinya, Eka Tjipta Widjaja, tutup usia, kemarin (26/1) malam. Meski kehilangan orang paling berpengaruh, rintisan bisnis Sinar Mas tetap berjalan, dengan hadirnya penerus dari lingkaran keluarganya.
Ya, pemilik nama asli Oei Ek Tjhong yang lahir di Fujian, Tiongkok, pada 3 Oktober 1923 akhirnya menghembuskan nafas terakhir RSPAD Gatot Soebroto. Eka Tjipta adalah nama besar dalam dunia bisnis Indonesia. Pada Desember 2018, Forbes menempatkan Eka Tjipta di urutan ketiga orang terkaya Indonesia. Nilai kekayaannya USD 8,6 miliar.
Managing Director Sinar Mas G Sulistiyanto menyatakan pendiri Sinar Mas Eka Tjipta Widjaja akan dimakamkan di pemakaman keluarga di Desa Marga Mulya, Karawang. Namun, sampai saat ini ia belum bisa mengatakan kapan pemakaman akan dilakukan.
Baca Juga:Harlah Muslimat NU Ke-73 di GBK Berhasil Pecahkan Rekor Muri Khatmil Quran oleh 100 Ribu JamaahDiasuh Heryana, Tim Garuda Sakti Optimis jadi Tim Tangguh
Menurut Sulistiyanto waktu pemakaman sampai saat ini belum ditentukan. “Jenazah disemayamkan di Rumah Duka Sentosa, RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, didampingi keluarga dan orang-orang terdekatnya, paparnya, kemarin.
Sulistiyanto membenarkan jika, saat usianya beranjak senja, Eka mulai mengalihkan estafet kerajaan bisnisnya kepada anak-anaknya. “Ya misalnya, bisnis pulp dan kertas dipercayakan kepada anak tertuanya, Teguh Ganda Widjaja. Adapun lini agrobisnis dan makanan dipegang Franky Widjaja,” terangnya.
Selain itu, bisnis realestat dikelola Muktar Widjaja dan bisnis jasa keuangan dipegang Indra Widjaja. Generasi ketiga keluarga Widjaja kini juga mulai muncul dan memegang posisi penting di bisnis Sinar Mas.
Selain pulp dan kertas, salah satu kekuatan utama Sinar Mas terdapat di bisnis kelapa sawit. Wakil Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Togar Sitanggang menyebutkan, Sinar Mas adalah salah satu di antara empat kelompok yang diminta Presiden Soeharto untuk mengembangkan kelapa sawit di Indonesia. Tiga kelompok lain adalah Salim, Astra, dan Asian Agri.
“Ya, empat kelompok usaha itulah yang menjadi pionir perkebunan besar swasta di tahun 1980-an,” imbuhnya.
Pihak Sinar Mas tidak menyebut detail penyebab meninggalnya pria bernama asli Oei Ek Tjhong ini. Hanya saja dari rilis resmi yang diterima Managing Directur Sinar Mas G. Sulistiyanto mengatakan Eka meninggal karena faktor usia dan kesehatan. Sebagai informasi, Eka saat meninggal berusia 98 tahun.