LUKA bakar merupakan suatu trauma yang cukup sering ditemui di kehidupan sehari-hari. Dari yang suka berjemur terlalu lama atau sun burn, terkena percikan minyak, hingga luka bakar luas, akibat kebakaran atau pun ledakan kompor.
Uniknya, di masyarakat awam banyak kebiasaan-kebiasaan sederhana untuk penanganan luka bakar ringan. Di antaranya mengoleskan kecap, pasta gigi, dan cairan lainnya.
Hal tersebut dimaksudkan karena ada efek mendinginkan kulit dari rasa panas yang ditimbulkan luka bakar. Padahal tidak semudah dan sesederhana itu.
Baca Juga:BPJS-TK Antarkan Santunan hingga ke Lapas BanceuyPNS KBB Wajib Berseragam Pramuka
Terkait luka bakar ini, Pasundan Ekspres menemui salah seorang dokter umum di RS MH Thamrin Purwakarta, Dr Riston Regor S, belum lama ini. “Luka bakar merupakan kerusakan kulit yang disebabkan panas, listrik, atau pun bahan kimia,” kata Riston.
Luka bakar akibat terkena sinar matahari saat berjemur, sambung dia, adalah bentuk yang paling ringan. “Kerusakan ini sangat tipis dan tidak perlu perawatan luka bakar pada umumnya,” ujarnya.
Penyebab luka bakar seperti listrik dan kimia pun mempunyai kerusakan mekanisme yang berbeda, sehingga perlu perhatian khusus.
“Lokasi luka bakar seperti wajah, tangan dan kaki, persendian dan kelamin, yang berefek signifikan dapat mengganggu fungsi atau penampilan bila tidak ditanganin secara benar. Pasalnya, dapat timbul jaringan parut saat luka tersebut sembuh,” katanya.
Riston menyebutkan, untuk luka bakar ringan yang dapat ditangani sendiri atau awam, yaitu dengan menyingkirkan sumber panas yang masih menempel di penderita, misalnya baju yang masih terbakar atau basah karena air panas.
“Selain itu juga, melepaskan perhiasan di sekitar luka bakar, karena jeratan perhiasan akan memperburuk keadaan bengkak. Kurangi efek panas dengan memberi air yang mengalir pada kulit yang terbakar, jangan diberikan air dingin atau es karena dapat merusak jaringan kulit,” ujarnya.
Kemudian, kata Riston, berikan obat antinyeri atau analgetik untuk mengurangi nyeri. Lalu, luka dibersihkan dengan cairan steril atau fisiologis, yakni infus Nacl 0.9 persen atau cairan steril yang dapat dibuka dan dirawat kembali dalam 3-5 hari.
Baca Juga:Tingkatkan Peran Masyarakat dalam Pengembangan PerpustakaanCegah DBD dengan Fogging, Musim Hujan Rawan Demam Berdarah
“Harus disadari bahwa luka kecil kerap kali dianggap tidak berbahaya dan cenderung diabaikan, tetapi lokasi dan cara merawatnya apabila tidak benar akan menjadi lebih serius,” ucapnya.(opl/add/dan)