KARAWANG-Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Karawang mengaku kecewa terhadap Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) serta pengusaha rekanan pemkab yang mengerjakan pendestrian Jalan Ahmad Yani. Hal ini dipicu masih adanya genangan air di lokasi proyek miliaran tersebut.
Seperti diketahui, pasca hujan turun, jalan di dekat pendestrian masih tergenang air. Hal ini diduga saluran air di bawah pendestrian jalan itu tidak berfungsi dengan baik.
“Saat kita sidak ke lokasi pendestrian jalan Ahmad Yani, pihak dinas (PUPR) meyakinkan tidak akan ada genangan air ketika hujan karena saluran air dibawah pendestrian sudah dibuat.
Baca Juga:Sempat Viral, Jalan Setapak Akan Dibeton Tahun IniPelajar Diminta Jauhi Narkoba
amun saat hujam kemarin, kami melihat masih ada genangan air di depan Karang Pawitan dan depan futsal,” ujar anggota Komisi III DPRD Karawang, Nyi Sekar Arum, Senin (28/1).
Menurut Arum, pihaknya sudah melakukan sidak beberapa waktu lalu, dan disinyalir pekerjaan pendestrian itu tidak sesuai spesipikasi. Buktinya masih adanya genangan air setelah hujan, bahkan genangannya cukup tinggi. “Apa yang dibilang oleh dinas, jika kontraktor ada 24 jam itu tidak terbukti, buktinya masih ada genangan,” katanya.
Arum mengaku menyesali adanya genangan dijalan, padahal pendestrian jalan Ahmad Yani itu anggarannya miliaran. Bahkan pihaknya saat sidak sampai jongkok untuk memastikan adanya pori-pori untuk menyerap air di pembangunan pendestrian itu. “Kami berencana memanggil dinas PUPR dan kontraktor yang mengerjakan pendestrian itu,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Komisi III DPRD Karawang, Elivia Khrisiana mengatakan, pihaknya meminta agar pendestrian ini jangan dialihfungsikan menjadi tempat parkir. Sebab diaspalnya tempat pendestrian di depan futsal centro ini banyak dikeluhkan oleh masyarakat. “Kami juga minta pendestrian ini segera diselesaikan, jika tidak selesai sampai akhir bulan ini maka lebih baik jangan digunakan lagi pengusahanya untuk memegang proyk-proyek besar,” ujar Elivia.
Dikatakan, dari informasi PUPR, kendati sudah diaspal untuk saluran air itu sudah ada. Namun ketika sudah di aspal itu sudah permanen dan dikhawatirkan terjadi banjir. “Serapan air pendestrian ada dibawah, tapi tidak tidak bisa bonkar pasang. Oleh sebab itu kami mempertanyakan saluran air itu agar tidak berakibat banjir dan bagaimana pemetaanya yang berkaitan dengan drainase tersebut,” katanya.