SUBANG-Stok obat-obatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kelas B mengalami minim dan kelangkaan. Hal tersebut membuat Perhimpunan Orang Tua Penderita Thalasemia Indonesia (POPTI) khawatir, terlebih lagi minimnya obat-obatan untuk penderita thalasemia yang masuk kepesertaan BPJS kesehatan.
RSUD kelas B Subang mengklaim untuk obat-obatan penderita Thalasemia minim karena dari distributor tidak dikirimkan, yang meminta pembayarannya harus cash dimuka. “RSUD Kelas B tidak mempunyai dana yang cukup untuk membeli obat-obatan tersebut, dikarenakan belum ada pembayaran dari BPJS Kesehatan atau dari Pemda untuk Jamkesda. Penderita Thalesemia bergantung hidupnya dengan pasokan darah juga obat-obatan. Sebelumnya pihak POPTI Cabang Subang mengedarkan surat peringatan ke RSUD Kelas B Subang, yang menginginkan obat-obatan khusus thalasemia harus diadakan. Jika tidak, akan dilaporkan ke KPAI,” katanya.
Ketua POPTI Cabang Subang, Sunita mengatakan, untuk para penderita Thalasemia di Kabupaten Subang akhir-akhir ini ada permaslahan terkait ketersediaan obat-obatan dan pasokan darah. Bagi penderita Thalesemia, hal tersebut menjadi kebutuhan wajib dan tidak bisa ditinggalkan, harus dikonsumsi sesuai dosis harus rutin. Dampak minimnya obat-obatan tersebut, bisa membahayakan penderita Thalasemia untuk di Kabupaten Subang. “Penderita Thalasemia Kabupaten Subang yang terdata di POPTI Cabang Subang ada 129 penderita. Ini akan menjadi dampak yang serius. Mereka kan harus bertahan dengan pasokan darah dan obat-obatan perhari, perminggu bahkan perbulan,” terangnya.
Baca Juga:Guru PAUD Non Formal Ingin Diakui Undang-Undang19.341 Siswa Terdaftar Ikut Ujian Nasional
Sebanyak 129 penderita Thalasemia, masuk menjadi peserta BPJS Kesehatan. Minimnya obat-obatan khusus Thalasemia tersebut, hampir tidak mungkin mereka membeli secara umum. “Harga obat-obatannya sangat mahal mencapai Rp4 juta lebih. Penderita Thalasemia tidak mampu membeli obat-obatan secara umum atau pribadi. Penderita Thalasemia tersebut menunggu obat-obatan yang ada di RSUD Kelas B Subang dan bisa mendapatkannya karena menjadi peserta BPJS Kesehatan.
“Kami meminta kepada pihak Pemda Subang membuka hati dan membuka mata, karena ini menyangkut nyawa penderita Thalasemia yang bergantung hidupnya dengan darah dan obat-obatan sepanjang hidupnya. Penderita Thalasemia perharinya yang datang ke RSUD Kelas B untuk transfusi darah dan juga mendapatkan obat-obatan bisa mencapai 6-7 orang perharinya,” ungkapnya.