Penderita Thalasemia di Ujung Tanduk, Minim Obat-Obatan Akibat Tunggakan

Penderita Thalasemia di Ujung Tanduk, Minim Obat-Obatan Akibat Tunggakan
MENGELUH: Ketua POPTI mengeluhkan obat-obatan thalasemia yang minim di RSUD Kelas B Subang. YUGOEROSPRI/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

Pendeirta Thalasemia di Kabupaten Subang, bervariasi umurnya mulai dari anak-anak hingga dewasa. Penderita Thalesmia tersebut akan fatal kondisinya mulai dari pingsan, hingga mungkin tidak terselamatkan nyawanya. Salah satu upaya pencegahan Thalasemia melalui metode screening ketika menjelang pernikahan. “Metode screening bisa mengetahui apakah calon pasangan ada gen ataupun sifat pembawaan tubuh Thalasemia atau tidak,” terangnya.

Kepala Bidang Penunjang Medik RSUD Kelas B Subang Ari mengatakan, pihaknya sangat prihatin dengan kondisi penderita Thalasemia yang menjadi peserta BPJS kesehatan dan berobat ke RSUD Kelas B Subang dan saat ini minim dengan obat-obatan. Pihaknya sudah menyampaikan kepada Direktur RSUD Kelas B Subang mengenai minimnya obat-obatan khusus Thalasemia.

RSUD Kelas B mempunyai tunggakan atau hutan kepada pihak distributor obat-obatan mencapai Rp 13,1 miliar, sehingga menjadi kesulitan untuk membeli obat-obatan Thalasemia dan lainnya. “Hingga saat ini, RSUD Kelas B hanya mengandalkan pendapatan dari pasien BPJS Kesehatan sebanyak 90 persen,” ungkapnya.

Baca Juga:Guru PAUD Non Formal Ingin Diakui Undang-Undang19.341 Siswa Terdaftar Ikut Ujian Nasional

Setiap bulan pada tanggal 5, pihaknya mengklaim ke BPJS Kesehatan untuk dibayar. Saat ini, BPJS Kesehatan Subang menunggak pembayaran ke RSUD kelas B Subang sebanyak Rp 24 miliar. Kalau mengenai Jamkesda, kami sudah berkordinasi kepada pihak Pemda Subang. Pemda juga berhutang Rp6,8 miliar kepada RSUD Kelas B.
“Kami meminta BPJS Kesehatan dan Pemda agar membayar hutangnya, karena akan dipergunakan untuk membeli obat-obatan,” ungkapnya.

Orang tua penderita Thalasemia, Anton Subasri (43) warga Cikalapa Subang mengatakan, dirinya mengetahui anaknya yang berinisial R (16) menderita Thalesemia sejak berumur 4,5 tahun. Kesehariannya R normal seperti anak pada umumnya, namun ketika transfusi darah dan telat minum obat badan anaknya langsung ngedrop bahkan pingsan. “Kondisi yang seperti itu sangat membahayakan. Kami sangat mengharapkan kepada RSUD Kelas B agar bisa mengadakan obat-obatan khusus Thalasemia, karena jika membeli di luaran harganya mencapai Rp4 juta,” tandasnya.(ygo/vry)

0 Komentar