KALIJATI – Sebagai makanan pokok bangsa Indonesia membuat bisnis beras tidak akan pernah ada habisnya, setiap hari seseorang akan membeli beras baik untuk konsumsinya sendiri atau untuk kegiatan berdagang. Itulah sebabnya perputaran uang pada bisnis beras sangat cepat.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memulai bisinis beras tersebut, hal-hal itu dekemukakan langsung oleh pemilik toko beras PW di Kalijati Subang, Franki. Menurutnya yang pertama kali harus dilakukan adalah mengenali jenis-jenis beras untuk mengetahui kualitas beras. “Saya kebetulan asal Indramayu, tetangga saya banyak yang petani, sedikit banyak saya jadi tau jenis dan kualitas dari beras itu sendiri. Kunci pertama jika kita akan membuka usaha beras ya itu dulu, tau jenis, supaya hapal kualitas. Begitu” kata Franki kepada Pasundan Ekspres saat dihubungi, kemarin.
Dia menambahkan jika sudah mengetahui mengenai jenis dan kualitas beras, kemudian mulai dengan cari pemasok untuk mendapatkan harga yang kompetitif. Dikarenakan asal Indramayu, ia pun mendapat beras berkuallitas langsung dari petani yang tak lain adalah tetangganya sendiri.
“Kalau saya dipasok langsung dari petani, karena itu tadi, saya asal Indramayu, tetangga saya banyak petani, beli langsung ke petani harganya jauh lebih murah ketimbang kita beli ke bandar. Jadi kalau bisa mah, punya kenalan petani. Harganya biar bagus” Jelasnya lagi.
Baca Juga:Dishub Usulkan Raperda ke DPRD, Gembok dan Denda Parkir LiarTP-PKK Siap Wujudkan Sembilan Jawara
Franki juga menjelaskan bagaimana analisanya dari bisnis beras yang dia jalankan, dimulai dari total modal sampai bisa mencapai balik modal.”Misalnya investasi awal kita sekitar 15 juta 400 ribu misalnya, untuk sewa kios, modal beli beras, terus alat-alat seperti wadah beras dan literan beras, Masa manfaat peralatan adalah 3 tahun atau 36 bulan dan memiliki nilai residu sebesar Rp100.000 misalnya. Terus beban penyusutan per bulan yakni Rp6.400.000 dikurang Rp100.000 dibagi 36 bulan hasilnya sekira Rp175.000 per bulan. Asumsi dalam sehari mampu menjual beras sebanyak 20 kg. Estimasi rata-rata harga beras misalnya Rp7.500 per kg. Omzet per bulan adalah 20 kg dikali Rp7.500 x 30 hari hasilnya Rp 4.500.000″ Jelasnya.
Lebih lanjut Franki menjelaskan apabila biaya oprasional dalam sebulan misalkan1 juta 225 ribu untuk gaji pegawai, biaya listrik, dan lain-lain. Sedangkat omzet Rp 4.500.000 dikurangi total biaya operasional Rp1.225.000 menghasilkan laba Rp3.275.000. Dengan begitu Franki memperkiraan usaha beras yang dia jalani bisa balik modal dengan kurun waktu hanya sekitar 4 bulan saja. “Bagaimana tertarik menjalani usaha beras ini ?,” pungkasnya. (idr/sep)