Boy menyatakan, kewajiban pemerintah harusnya membeli break even point (BEP) di atas harga Rp6.000/kg supaya para petani merasakan kesejahteraan.
“Yang saya hitung-hitung, BEP-nya jauh sekali, pendapatan tidak seimbang dengan kebutuhan pokok. Dengan pendapatan yang sedikit, bagaimana kita mau makan daging yang layak, ikan yang layak, buah-buahan, tidak mungkin itu, tetap saja petani jadi miskin,” keluhnya. (eko/ded)