Tempat untuk bermain bola bila di desa bisa dilakukan dimana saja termasuk jalan raya, setiap sore bisa disaksikan segerembolan orang memainkan olahraga ini, baik di lapangan alun-alun, jalan raya, bahkan hingga kebun warga selalu ada saja yang bermain bola. Berbeda dengan Desa Blendung Kecamatan Purwadadi yang memiliki lapangan dengan kualitas nasional.
———————–
Sepak bola adalah olahraga yang tergolong sebagai olahraga dengan jumlah pengemar paling banyak di Indonesia, dimulai dari pelaku (pemain), penonton, sampai ahli hingga penjudi sepak bola dari tingkat kampung hingga internasional banyak terdapat di Indonesia. Tidak mengenal usia, olahraga ini digemari oleh lintas usia.
Setiap warganya yang memiliki hobi bermain sepak bola difasilitasi untuk bermain bola di tempatnya. Meski tidak dilengkapi dengan kursi penonton layaknya stadion sepak bola serius seperti GBLA, namun upaya perawatan yang dilakukan oleh warga sekitar Desa Blendung patut diacungi jempol.
Bagaimana tidak, dari pengamatan Pasundan Ekspres kemarin Rabu (6/2) lapangan sepak bola yang terdapat dipinggir Kantor Desa Blendung rutin dilakukan pemotongan rumput. Motif potongan rumput seperti lapangan-lapangan sepak bola nasional. Didukung juga dengan sruktur tanah yang rata, membuat lapangan yang dijuluki oleh warganya dengan nama Stadion Kian Santang tersebut semakin terlihat cantik.
Baca Juga:KPK Bedah Mekanisme Dana Bantuan KemenporaKades Bakal dapat Ponsel dari Banprov
Ketua Karang Taruna Desa Blendung, Endris menjelaskan, bagaimana inisiatif warga masyarakat Desa Blendung begitu besar dalam upaya mewujudkan lapangan sepak bola di desanya menjadi bagus seperti sekarang. “Awalnya dari inisiatif warga untuk mewujudkan lapangan sepak bola yang bagus. Masyarakat Desa Blendung, khususnya pemuda hobi bermain sepak bola. Dari inisasi warga itulah, kami dorong ke Pemerintahan Desa agar dilakukan perawatan rutin, seperti pemotongan rumput,” jelasnya.
Inisatif warga direspon dengan baik Pemdes, hingga akhirnya ada perawatan untuk lapangan sepak bola itu sendiri. Pada perjalananya dari warga jugalah menurut Endris akhirnya muncul insatif membuat motif pada pemotongan rumputnya.
Mengenai kualitas lapangan di stadion Kian Santang milik Desa Blendung, yang disetarakan dengan kualitas lapangan di stadion sepak bola nasional, Endris berkilah masih banyak kekurangan yang terdapat di Stadion Kian Santang.