Akhirnya semua warisan itu untuk mendirikan universitas tersebut. Dengan kekhususan sebagai universitas riset. Yang kini terunggul di dunia. Di bidang nano, ruang angkasa, gen, jantung buatan, dan banyak lagi.
Salah satu wasiat Rice dulu: Universitas itu hanya boleh menerima mahasiswa kulit putih.
100 tahun kemudian Hu Jian Kui diterima di situ.
Setelah meraih doktor Hu Jian Kui bekerja di Stanford University. Tidak jauh dari San Fransisco.
Baca Juga:Kapolres AKBP Twedi AB Pamit, Survey Mark Plus Tingkat Kepercayaan Masyarakat 91%Pasar Ikan Plered Tak Berfungsi
Saat itu Tiongkok mulai meluncurkan program “seribu bakat pulang kampung”. Ahli-ahli di berbagai bidang ditawari pulang. Dengan banyak insentif. Bukan hanya gaji dan fasilitas. Pun termasuk dibangunkan lab yang mereka inginkan.
Juga diberi modal Rp 2 miliar. Untuk memulai usaha. Berdasar hasil risetnya.
Hu Jian Kui ikut program itu. Kembali ke almamaternya. Yang di Shenzhen itu.
Di situlah Hu Jian Kui memulai langkahnya: jadi editor gen manusia.
Ia sudah menguasai masalah biologi. Sel. Gen. Dan sifat-sifatnya. Juga sudah mengetahui mengapa orang kena penyakit. Mengapa orang bisa gila. Mengapa orang bisa jadi laki-laki. Atau jadi perempuan. Atau jadi setengah-setengah.
Hu Jian Kui akan memisah-misahkan sel itu. Yang mengandung unsur-unsur negatif dipotong. Atau dibuang.
Ia bekerjasama dengan organisasi sosial. Terutama penolong penderita HIV/AIDS. Yang beroperasi di Beijing.
Baca Juga:Terminal Bayangan Ciganea Bikin MacetIzin Perumahan Wajib Miliki IPAL Komunal , Wetland-Biocord Diresmikan Menteri LHK
Ia minta pada penderita itu: untuk mau jadi obyek penelitiannya. Agar tetap bisa punya anak yang tidak mewarisi penyakit orang tuanya.
Delapan orang ingin mencobanya. Salah satunya suami-isteri. Yang suami penderita HIV. Sang istri masih bersih. Sperma dari pasangan ini diambil. Dimasukkan laboratorium. Gennya diedit. Lalu dimasukkan rahim sang istri.
Anak itu lahir 8 Nopember lalu. Kembar. Diberi nama Lulu dan Nana.
Tidak diumumkan nama orang tuanya. Dalam publikasi ilmiah Dr. Hu Jian Kui hanya disebut Mark dan Grace.
Hu Jian Kui sengaja mendaftarkan percobaan kliniknya itu. Di Tiongkok memang ada peraturan. Semua percobaan klinis harus didaftarkan. Di lembaga pendaftaran uji coba klinis.
Tapi tidak ada yang bereaksi di tahap itu. Serangan pada Hu baru dimulai saat naskah ilmiahnya dipublikasikan di MIT Tech Review.