Ia sendiri melihat potensi yang ada di Desa Anggasari sendiri khususnya dalam hal pariwisata sangat besar. Namun selama ini, potensi tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal. “Akhirnya dimanfaatkan, BUMDes sebagai fasilitasi pendanaan. Ke depanya juga kan diharapkan dapat menyerap tenaga kerja di Anggasari,” tambahnya.
Mengenai nama Gegara Menyan tersebut Eeng menyebutkan bahwa nama tersebut memiliki kesan yang ditinggalkan para sepuh terdahulu. Sebab di Pulau tersebut terdapat petilasan saat zaman Kerajaan Cirebon dulu yang hendak menuju Batavia (Jakarta saat ini).
“Ini tempat petilasan, didalam Pulau itu ada tempat yang dikeramatkan karena dulu orang Kerajaan Cirebon itu istirahat, shalat disini, dulunya gitu kata orang tua di sini,” jelasnya.
Baca Juga:Pecinta Sepak Bola Lembur Tuntut Reformasi Kepengurusan PSSI (Askab Subang)Puskesmas di Subang Belum Ramah Anak
Mengenai Pulau tersebut, Eeng mengungkapkan bahwa pulau tersebut merupakan tanah milik Perhutani. Bahkan sebelum terjadi abrasi, di sekeliling pulau yang kini telah tertutup hamparan air laut sendiri merupakan lahan-lahan tambak serta pernah ada beberapa rumah yang berdiri di lokasi tersebut.
“Ini milik Perhutani, sekeliling ini Perhutani semua, dulu tambak di sini tapi sekarang sudah kena abrasi jadi habis, ratusan hektare yang habis,” jelasnya.
Kondisi abrasi tersebut juga dibenarkan Sakri salah satu nelayan setempat. Ia menyebut pada tahun 90-an ia bersama orang tuanya menempati rumah yang tak jauh dari Gegara Menyan.
“Dulu saya tinggal di sekitar sini, tapi lama kelamaan abrasi. Tahun 1998 sempat pindah ke sana sedikit kena abrasi juga akhirnya pindah ke kampung yang sekarang,” jelas Sakri.
Sementara itu, Kepala Desa Anggasari Sukendi sangat mendukung dengan inisiatif BUMDes Anggasari yang akan membentuk kawasan wisata di Desa Anggasari. Tentu kata Sukendi, pembentukan kawasan wisata ini memerlukan biaya yang cukup tinggi serta perlu orang yang kompeten, serius dan berkomitmen dalam mengurus ini.
“Pemerintah desa sangat mendukung, mudah-mudahan dalam waktu tidak terlalu lama ada peningkatan ekonomi desa, potensinya bisa tergali,” ucap Sukendi.
Menurutnya, jika daerah wisata ini telah jadi segala macam potensi usaha dimulai dari perdangan umum, jasa, rumah-rumah apung, flying fox dan outbond akan membantu menyerap tenaga kerja dari lokal Desa Anggasari.