SUBANG-Kompetisi sepak bola U16 Askab di Stadion Persikas Subang, yang diikuti 28 klub se-Kabupaten Subang, diwarnai aksi protes Pecinta Sepakbola Lembur. Aksi protes dilayangkan, tepat ketika pertandingan Ranggawulung FC VS Bhayangkara, Sabtu (9/2). Sejumlah penonton membawa beberapa tulisan dari karton dan kain putih bertuliskan aspirasi. Ada dua tuntutan yang disuarakan pecinta sepakbola ini. Pertama, tentang reformasi kepengurusan PSSI (ASKAB Subang), kedua mengenai renovasi Stadion Persikas yang menjadi kebanggan warga Subang.
Kordinator aksi Dodi Rosadi mengatakan, potensi anak-anak di Subang dalam sepak bola jumlahnya sangatlah besar. Menurutnya, karena pembinaan dan perhatian yang dilakukan PSSI Askab Subang gagal maka anak-anak yang berpotensi, tidak tersalurkan bakatnya atau bahkan menurutnya ada juga yang hijrah ke kota lain.
“Kami mendesak untuk dilakukan reformasi di tubuh kepengurusan PSSI Askab Subang. Sebagai pecinta sepak bola, kami ingin sekali dan rindu potensi Subang ini berprestasi. Tetapi, pembinaan tidak berkelanjutan, perhatian tidak ada, sehingga banyak anak Subang main di luar Subang.” jelasnya.
Baca Juga:Puskesmas di Subang Belum Ramah AnakLulu dan Nana
Pria yang mejabat Manager di SSB Maju Bersama Kalijati ini mendesak, pihak PSSI Askab Subang turun ke lapangan secara langsung untuk menyaksikan bakat-bakat anak-anak di Subang. Selain itu juga keberadaan stadion yang menjadi kebanggaan warga Subang, yaitu Persikas yang memprihatinkan tidak luput dari perhatian Dodi.
“Coba ini stadion lihat sangat kumuh dan tidak layak, bagaimana ini? Pemerintahan Daerah atau Pemerintahan Pusat harus turun tangan untuk melakukan renovasi. Masa kalah dengan stadion di desa-desa, jangan jauh bandingkan dengan kabupaten lain yang jelas punya stadion sepak bola yang bagus dan terawat,” tambahnya.
Sementara warga masyarakat yang kebetulan menyaksikan pertadingan, Erika mendukung penuh dengan apa yang aspirasikan Dodi Rosadi tentang pengurus Askab Subang. Erika, yang dinilai tidak kompeten mengurus sepak bola di Subang dan harus direformasi kepengurusannya.
“Saya mendukung dan setuju kalau harus ada reformasi dalam kepengurusan Askab Subang. Pada 2017 lalu, Pemkab menganggarkan Rp10,5 miliar guna merenovasi Stadion Persikas. Demikian halnya pada 2018, Pemkab menganggarkan untuk kepentingan yang sama sebesar Rp4 miliar. Namun anggaran itu justru tidak terserap dan dikembalikan ke Kas Daerah dengan alasan tertentu. Bagi saya itu merupakan indikator kalau kepengurusan Askab Subang belum bisa menjadi baik,” pungkasnya.(idr/vry)