PURWAKARTA-SD Plus 2 Al-Muhajirin Kampus 2 kembali mengirimkan siswa terbaiknya ke Malaysia dalam program student exchange. Tercatat ada 30 siswa yang terdiri dari kelas V sebanyak 15 orang dan kelas VI sebanyak 15 orang. Ke-30 siswa tersebut didampingi 6 guru pembimbing.
Kepala Sekolah SD Plus 2 Al-Muhajirin Lia Yulindaria mengatakan, Student Exchange merupakan salah satu program unggulan di sekolahnya.
“Alhamdulillah terselenggara sejak 2017 hingga saat ini. Di mana kami dan mitra sekolah di luar negeri saling bergantian mengirimkan murid,” kata Lia kepada koran ini saat ditemui di ruang kerjanya di Jalan Ipik Gandamanah No. 33, Kelurahan Ciseureuh, Purwakarta sehari sebelum keberangkatan ke Malaysia.
Baca Juga:Truk Hantam Angkot dari Belakang, Dua Orang TerlukaTinggi Muka Air (TMA) 4,40, Status Cipunagara Menuju Siaga
Dijelaskannya, tahun ini merupakan kali kedua sekolahnya mengirimkan siswa ke Malaysia. “Pada 2017 lalu kami mengirimkan siswa ke Government School Malaysia. Sedangkan pada 2018, kami yang menjadi tuan rumah, menerima siswa dari sekolah mitra luar negeri. Dan tahun ini kami kembali mengirimkan siswa ke Malaysia,” ujarnya.
Ada pun sekolah tujuan Student Exchange 2019, sambungnya, adalah dua private school atau sekolah swasta. “Keduanya adalah Sri Aria, sekolah swasta unggulan yang menerapkan kurikulum khusus atau by projects. Kemudian Al-Amin semacam SD Plus seperti Al-Muhajirin yang menerapkan kurikulum terintegrasi antara pemerintah dan Al-Amin,” kata Lia.
Disebutkannya, ke-30 siswa dijadwalkan berada di Malaysia selama satu pekan, 8-14 Februari 2019. ” Istimewanya, selama di Malaysia siswa tinggal di rumah orangtua siswa setempat atau homestay. Berbeda dengan student exchange 2017 di mana siswa tinggal di asrama,” ujarnya.
Lebih lanjut Lia menjelaskan, student exchange ini bertujuan untuk meningkatkan kerjasama antarsekolah itu sendiri. “Setidaknya ada 10 sekolah di Malaysia dan Singapura yang menjalin kerjasama dengan Al-Muhajirin,” katanya.
Selain itu, sambungnya, termasuk juga pertukaran sains, teknologi, budaya, dan sistem pembelajaran. “Misal penerapan sistem kolaborasi saat belajar, termasuk mengubah formasi bangku dan meja siswa secara berkala,” ucapnya.
Karena yang dikirim merupakan siswa terpilih dan telah melalui seleksi, nantinya para siswa juga bakal unjuk kabisa. “Seperti menampilkan pencak silat, biola, presentasi tentang Purwakarta dan Indonesia dan lainnya,” kata Lia.