Dini menegaskan, pihaknya bukan berarti menolak, hanya saja saat ini ada proyek besar Pelabuhan Patimban. Jika Janem ditutup dikhawatirkan akan pindah ke area proyek Pelabuhan Patimban.
“Sekarang ini ada proyek besar di Patimban. Kalau ini dibongkar, bisa saja (PSK) langsung berpindah ke sana. Tempatnya di mana? Ya bisa di kos-kosan, di hotel, di rumah-rumah penduduk, karena enggak terdeteksi. Apalagi proyek itu kan tidak setahun dua tahun,” bebernya.
Ia juga menjelaskan, saat ini praktik prostitusi juga mengalami perkembangan. Sebab handphone yang dimiliki para PSK sudah canggih. Bahkan beberapa di antaranya telah memiliki facebook.
Baca Juga:Jalur Kalijati-Sagalaherang akan Dibuka, Warga: Pemandangan Bagus, Bisa JualanHujan Deras, Dua Rumah Jebol Diterjang Longsor
“Jadi kalau dibongkar tanpa pembinaan lebih dulu nasibnya setelah dibongkar bahaya. Kalau ke kos-kosan lewat booking order, kita gak tahu, gak bisa mendeteksi,” jelas Dini.
Sebab selama ini kata Dini, para PSK di Janem juga sering melapor bila ada keluhan terkait kesehatanya yang difasilitasi oleh seorang tokoh di Janem dan keluhan tersebut direspons cepat.
Dini juga menambahkan bahwa karakter PSK juga terkadang seperti musiman. Atinya jika di suatu tempat sepi lalu di ada tempat ramai biasanya langsung berpindah.(ygi/man)