PPD sendiri merupakan gangguan psikologis yang juga disebabkan oleh kondisi hormon saat hamil dan setelah persalinan. Berbeda dengan Baby Blues yang hilang tanpa penanganan khusus, PPD dapat berlangsung sampai 6 bulan bahkan lebih tergantung pada upaya penanganan dini ibu penderita PPD. Bila ibu yang terkena sindrom Baby Blues terlihat murung, sedih, mudah marah, kehilangan nafsu makan, dan terkadang ada yang tidak tahan mendengar suara tangisan bayinya, maka ibu dalam kasus PPD bisa saja membahayakan keselematan dirinya dan juga bayinya.
Perwakilan Motherhope Indonesia, Nur Yana Yirah, pernah membawa bayinya ke sebuah danau untuk tenggelam bersamanya. Kejadian yang berlangsung pada tahun 2013 ini merupakan tindakan percobaan bunuh diri kedua yang dilakukan Yana. Beruntung dia dan bayinya selamat dari kejadiaan naas itu. Yana diduga menderita depresi pasca melahirkan atau PPD dan itu semua berlangsung sekitar dua sampai tiga tahun.
Lalu pada tahun 2018, seorang ibu muda berinisial S di Bogor mengalami depresi pascamelahirkan dan mencoba bunuh diri dengan melompat dari jembatan. Dia selamat karena mendarat di pinggir sungai tak berair dan bebatuan. Aksi nekat S ternyata disebabkan depresi yang dialami usai melahirkan anak pertamanya.
Baca Juga:Panwascam Tertibkan APK MelanggarTinggi Muka Air (TMA) Kali Cipunagara Meningkat, Mulai Berdampak ke Sawah
Pada 2016, kasus pembunuhan anak oleh ibunya yang akhirnya diketahui bahwa ibu tersebut terserang PPD, didapati bahwasanya hukum telah menjerat ibu sekaligus pelaku pembunuhan tersebut. Dia memutilasi anaknya yang berusia satu tahun. (theasianparent.com). Depresi pasca melahirkan yang ditangani dengan baik tentulah dapat mencegah kasus-kasus serupa terjadi. Oleh sebab itu, dukungan serta kepedulian keluarga khususnya suami, dan lingkungan sangat diperlukan demi kesehatan mental ibu melahirkan.
Suami yang adalah rekan ibu dalam belajar menjadi orang tua sangat berpengaruh pada proses pemulihan ibu pasca persalinan terlebih dalam kasus PPD. Peran suami setelah ibu melahirkan sama pentingnya dengan momen mendampingi ibu di ruang bersalin. Menjadi ibu baru adalah tugas yang berat. Dukungan emosional suami bisa menguatkan mental ibu menghadapi banyak perubahan yang datang setelah melahirkan. Sementara itu, dukungan fisik suami dapat meringankan tugas rumah tangga yang mungkin selama ini dilakukan oleh ibu.