Selain itu, KH Ma’ruf Amin juga mengurai sejarah penetapan Hari Santri Nasional. Hal ini berkaitan dengan sejarah adanya resolusi jihad dari Hadratus Syaikh, KH Hasyim Asyari.
“Pada saat itu padahal kemerdekaan sudah diraih oleh Bangsa Indonesia, namun penjajah akan coba kuasai Indonesia lagi,” ujarnya.
Menurut KH Ma’ruf Amin, resolusi jihad inilah yang membantu membakar semangat Bung Tomo di Surabaya. Lebih tepatnya pada 10 November 1945. “Bung Tomo mengeluarkan pekik Allahu Akbar-nya berdasarkan resolusi jihad dari KH Hasyim Asyari,” ucapnya.
Baca Juga:Pelajar SMK YPK Berlatih Wayang Golek KontemporerDisuruh Tidur, Ini Jawaban Sekretaris Umum DPW PKS Jabar
Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa pekik Allahu Akbar yang dikumandangkan di radio inilah yang membakar semangat para pejuang di Surabaya.
“Hanya saja jika tak ada resolusi jihad, hal tersebut sulit terwujud. Apalagi tidak semua orang memiliki radio pada saat itu. Demi menghormati resolusi jihad ini oleh karenanya lanjut Ma’ruf sejak 2016 lalu, 22 Oktober menjadi Hari Santri Nasional,” ujarnya.(add/dan)