Itu tidak hanya di Singkawang.
Di Bogor juga ada karnaval Cap Go Meh. Saya sesekali menghadirinya. Hanya saja Cap Go Meh Bogor tahun ini diganti dengan Street Festival. Tidak ada dewa yang diarak ke jalan.
Di Manado juga seru. Hanya saja tidak tiap tahun.
Bergantung pada apa kata petinggi klenteng. Suhu klenteng sendiri bergantung pada ‘apa kata langit’.
Biasanya seperti ini: dua hari sebelum Cap Go Meh ada pengumuman. Ditempel di klenteng. Misalnya: “Dewa tidak keluar. Berarti tidak ada perayaan Cap Go Meh tahun ini.”
Atau sebaliknya: “Tahun ini dewa berkenan keluar. Berarti ada perayaan Cap Go Meh”.
Baca Juga:Belajar Tata Negara Sejak Dini, SD IT Cendikia Kunjungi DPRDKesiapan UNBK Baru 81 %, Masih Ada Sekolah yang Numpang
Bagaimana dengan tahun ini? Keluarkah dewanya?
Ternyata keluar. Karena itu perayaan Cap Go Meh kemarin meriah sekali di Manado.
Tapi bintangnya memang tetap Singkawang. Cap Go Meh Singkawanglah yang mendunia.
Nama Singkawang ibarat tong yang sangat besar. Dengan suara yang sangat nyaring.
Adakah tong itu sudah terlalu besar untuk tubuh Singkawang yang nyata? Adakah bunyi itu terlalu nyaring untuk telinga Singkawang yang asli?
Itulah beban yang ada di gendongan Tjhai Chui Mie. Walikota Singkawang saat ini.
Tugasnya sangat berat. Untuk membuat kota Singkawang sebagus dan secantik nama besarnya.
Jangan seperti sekarang. Nama besarnya tidak imbang dengan realitasnya.
Saya bayangkan ‘beban’ walikota baru itu begitu besarnya. Masih terlalu banyak yang harus dibenahi di Singkawang.
Boleh dikata Singkawang hari ini belum banyak berubah dari saat saya ke sana lima tahun lalu.
Baca Juga:Cafe WHO, Tawarkan Konsep Indoor dan Outdoor52 Orang THL Blokir Rumdin Cellica
Parit-paritnya masih sama: terlalu kecil, kotor dan tak terawat. Pun nyaris belum ada trotoar di kota ini. Kalau pun ada sama sekali tidak terurus. Sampah juga di mana-mana. Puntung rokok berserakan. Pusat kotanya semrawut.
Kaki limanya perlu diperhatikan.
Intinya: seperti belum ada ‘tata kota’ di Singkawang.
Untunglah turis tidak akan melihat semua itu. Tertutup oleh keramaian Cap Go Meh.
Terlena oleh gegap-gempitanya.
Tak terasa sudah setahun lebih Tjhai Chui Mie jadi walikota. Tinggal empat tahun lagi. Semoga sempat berbenah. Mengisi tong yang begitu besar. Agar suara nyaringnya semerdu gemanya. (Dahlan Iskan)