Dalam rangka program 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Subang, menuju Subang Jawara Wisata dilaksanakan soft launching 15 Desa Wisata. 15 desa wisata tersebut, yaitu Desa Cibeusi, Cibuluh, Cirangkong, Cisaat, Sanca dan Bunihayu sebagai desa wisata berkembang. Desa Cupunagara, Pasanggrahan, Kasomalang Kulon, Buniara, Kawungluwuk, Cisalak, Cimanggu, Sukakerti dan Tanjungsiang sebagai Desa Wisata Embrio.
Bupati Subang H. Ruhimat, S.Pd., M.Si dalam sambutannya menjelaskan, pada saat ini kecenderungan minat wisatawan yang beralih pada wisata alam. “Ini menjadi angin segar bagi pelaku wisata, khusunya desa wisata harus mempunyai keunikan lokal atau obyek wisata yang layak untuk dikenalkan,”ungkapnya.
Pendirian desa wisata selain dimaksudkan untuk mendatangkan wisatawan, juga sebagai upaya pengentasan kemiskinan. Membangun desa wisata perlu adanya yang terintegrasi dan pembinaan sumber daya manusia untuk menjadi desa wisata yang siap menerima wisatawan dengan program sapta pesonanya. Sapta pesona merupakan konsep sadar wisata yang terkait dengan dukungan dan peran masyarakat sebagai tuan rumah. “Dalam upaya untuk menciptakan lingkungan dan suasana kondusif yang mampu mendorong tumbuh dan berkembangnya industry wisata melalui 7 unsur yaitu aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah dan kenangan,” terangnya.
Baca Juga:Dipaksa saat Main ke Rumah Pelaku, Siswi SMP Ini Dihamili PengangguranRahmat Solihin Masuk Tim Panitia Seleksi Sekda
Semua daya pesona tersebut, tentu tidak dapat begitu saja memberi nilai tambah, bila kemudian tidak diiringi dengan ikhtiar menggugah minat pasar untuk mengunjungi, serta menikmati terhadap berbagai obyek wisata yang ada. “Diantara usaha untuk menarik minat pasar tersebut, adanya inisiatif dari industri pariwisata secara periode berkelanjutan untuk dikenalkan dan dipromosikan ke masyarakat,” tandasnya.
Camat Cisalak Drs. Vino Subriadi berharap, pencanangan desa wisata dapat bermanfaat bagi masyarakat dan tercapai kesejahteraan. Dalam mendukung program desa wisata diharapkan bisa didukung dengan perbaikan dan pembangunan infrastruktur yang mendukung. “Perlu adanya perhatian dan dukungan dari pemerintah karena faktor yang paling penting yaitu tentang infrastruktur ke lokasi wisata,” katanya.
Bukan hanya itu, tapal batas menjadi penting untuk kewilayahan. “Sebelah utara yang berbatasan dengan Bandung Barat harus dibuatkan tugu perbatasan, sebagai tanda pengunjung sudah masuk ke wilayah Kabupaten Subang,” ungkapnya.