Oleh : M. Firaldi Akbar Zulkarnain
Ketua MKGR Kota Bandung
Debat calon presiden kedua yang diselenggarakan di Jakarta pada 17 april lalu memberikan inspirasi yang besar bagi generasi muda di Indonesia yang ingin menyambut perubahan. Pertanyaan yang dilontarkan oleh Joko Widodo kepada Prabowo Subianto tentang “Unikorn” menjadi pertanyaan kunci yang memaksa kita membuka mata lebih lebar.
Menanggapi pertanyaan tersebut, kedua calon presiden nampak sangat mendukung keberadaan ekonomi digital dan saling bertukan gagasan mengenai peluanya. Namun terselip kontroversi yang kemudoian menjadi viral di media sosial ketika Prabowo Subianto melakukan klarifikasi terhadap istilah unicorn dengan mengatakan “unicorn yang online-online itu”.
Menurut saya, adalah hal yang wajar jika Prabowo Subianto tidak familiar dengan istilah unicorn ini. Istilah ini memang hanya beredar di beberapa kalangan saja, terutama generasi muda yang aktif terlibat dalam ekonomi digital. Unicorn sendiri adalah istilah atau gelar yang diberikan pada suatu startup teknologi yang memiliki nilai valuasi lebih dari $1 miliar USD. Di Indonesia ada beberapa startup yang mendapatkan gelar ini, yaitu; Go-Jek, Tokopedia, Traveloka, dan yang terakhir BukaLapak.
Baca Juga:Menggiring Wisatawan Asing ke Alam SubangRealisasikan Anggaran Dana Desa 2018, Sempat Tertunda Karena Cuaca
Keempat unicorn ini mendapatkan investasi dari dalam dan luar negeri sehingga dapat memiliki nilai sebesar lebih dari semilyar dollar. Namun, bukan hanya Prabowo Subianto, tapi juga masih banyak masyarakat yang tidak memahami geliat ekonomi digital ini apalagi istilah-istilah didalamnya.
Ekonomi digital di Indonesia sebenarnya sudah mulai menggeliat sejak tahun 2009 dan mulai disadari sebagai peluang sejak tahun 2015 seiring dengan kemunculan aplikasi transportasi online (Gojek, Grab, Uber) dan pasar online (Olx, Bukalapak, Tokopedia, Lazada,dll). Geliat ekonomi digital ini tidak lepas dari peran generasi muda yang terus melakukan inovasi untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahsn yang ada disekitarnya.
Saat ini bukan hanya pasar dan transportasi saja yang sudah memanfaatkan inovasi digital. Berbagai inovasi muncul di bidang-bidang yang semakin spesifik seperti aplikasi untuk pasar pertanian, pengiriman barang, reparasi elektronik dan otomotif, bersih-bersih rumah, traveling, penginapan hingga salon kecantikan.
Poin penting dari geliat ekonomi digital ini adalah kemampuannya menyerap tenaga kerja dan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk memperbaiki kondisi ekonominya berdasarkan kemampuannya. Meskipun banyak masyarakat yang sudah menggunakan aplikasi atau teknologi digital ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, belum banyak yang mengetahui peluang ekonomi yang dihasilkan dari ekonomi digital ini. Hal ini tentu saja karena akses terhadap internet dan pengetahuan mengenai ekonomi digital masih terbatas oleh berbagai kendala.