Saya coba google namun karena hujan deras, tombol touch screen HP saya tidak berjalan sama sekali. Lalu saya terpikir menghubungi Dirut Radar Cirebon pak Yanto karena saya berpikir dia yang paling dekat lokasinya dengan saya. Dan pada saat saya hubungi saya cuma bertanya “Mas saya kecelakaan, boleh saya minta nomor telpon polisi atau PJR?” Dia cuma bilang saya kesana mas.
Lalu saya foto dan kirimkan kondisi kendaraan saya dan lokasi km TKP. Sambil menunggu di pinggir jalan tersebut di tengah hujan deras. Lalu ada mobil yang berhenti dan orang tersebut bertanya ke saya, saya bisa bantu apa pak? Saya dari mabes polri, yang belakangan saya tahu namanya mas Toto. Saya katakan mungkin bisa bantu hubungi polisi pak.
Lalu dia langsung mengamankan sekitar kecelakaan. Sambil terus setia menunggu saya bahkan berniat mengantarkan saya kembali ke rumah. Di situ saya sempat melihat sekitar apakah saya menabrak mobil lain. Alhamdulillah korbannya cuma saya. Selanjutnya ambulans datang dan memeriksa luka-luka saya. Saya baru sadar tangan kanan saya terus mengucurkan darah dan baru saya lihat lukanya terbuka lebar dan cukup dalam.
Baca Juga:Tim Gabungan Sisir Hutan Kutamaneh, Terindikasi Ada Ladang GanjaCap Go Meh Jaga Kerukunan Umat
Medis bilang bapak perlu jahitan, ya saya bilang dijahit saja. Di sini tidak ada biusnya. Saya bilang tidak dibiuspun sepertinya saya tidak akan merasakan apa-apa karena seluruh tangan kanan saya terasa amat sakit. Tapi mereka mengatakan sebaiknya di RS saja. Selanjutnya teman-teman dari Harian Pasundan Ekspres tiba yang paling awal dan membantu proses-proses laporan dll.
Saya pamit ke Mas Toto dan beberapa supir truk yang membantu menyelamatkan hidup saya. Saya mencium tangan mereka satu persatu karena saya sadar jika mereka tidak membantu saya, mungkin saya tidak bisa bercerita dan menulis status ini.
Joni Bayuaji selaku GM Paseks berinisiatif mengantarkan saya ke RS terdekat. Saya pasrah saja, karena tangan saya mulai membengkak, kedinginan karena kehujanan dan mungkin mulai infeksi. Di dalam mobil saya pegang-pegang seluruh badan saya, gerakkan tangan, kaki, lihat kepala di kaca, sepertinya tidak ada luka. Saya sedikit tidak percaya dengan kecelakaan yang begitu hebat saya tidak luka parah, entah namanya mukjizat, belum ajalnya, atau apapun istilahnya tetapi saya selalu percaya Allah selalu punya rencana.