Menakar Eksistensi Sekolah Satu Atap

Menakar Eksistensi Sekolah Satu Atap
0 Komentar

Bagaimana jika hal tersebut di balik? Misalkan ia pindah induk dan di satap menjadi non induk? Secara teknis bagi guru yang bersangkutan memang ‘aman’. Akan tetapi jika dilihat dari kepentingan siswa dan sekolah hal tersebut adalah merugikan. PNS memiliki peran vital bagi sekolah dan siswa. Mereka tidak hanya berperan sebagai pengajar akan tetapi juga sebagai pengelola dan pembentuk karakter bagi siswa. Bayangkan jika mereka hanya datang di sekolah satu atau dua hari, karakter yang bagaimanakah yang diharapkan akan terbentuk pada siswa?

Keberadaan guru baik PNS maupun GTT yang linear di sekolah Satap menjadi vital karena tuntutan perundang-undangan dan perkembangan dunia pendidikan pada saat ini. Namun secara bertahap dan mandiri banyak guru GTT maupun PNS yang meningkatkan kapasitasnya. Bahkan sudah banyak guru sekolah satap yang bergelar S2.

Siswa dan kebutuhan Masyarakat

Sekolah satap sangat dibutuhkan bagi siswa karena memiliki berbagai kemudahan dari segi jarak dan finansial. Siswa yang berasal dari SD sekitar tidak harus mengeluarkan biaya transportasi lebih banyak jika sekolah di satap. Apalagi jika kondisi geografis satap adalah perbukitan maka perjalanan ke sekolah hanya dapat di tempuh dengan jalan kaki. Orang tua sangat terbantu dengan keberadaan sekolah satap.

Baca Juga:Pemuda Milenial Mesti Bijak Bermedia SosialWarga Diminta Bijak Bermedsos, Jelang Pemilu Jaga Kondusifitas

Input siswa satap memang terbatas. Jarang sekali terjadi seleksi nilai. Akan tetapi potensi-potensi siswa satap tetaplah sama seperti sekolah lain. Salah satu contohnya adalah seorang siswa satap pernah mewakili Kabupaten ke Tingkat Nasional di bidang sains roket air. Lulusan sekolah satap pun tidak kalah dari sekolah lain. Alumni sekolah Satap Borobudur misalnya ada yang di terima di STAN, di UIN Suka Yogyakarta, UNY dan perguruan tinggi lainnya. Ada pula yang telah mengabdi di TNI/Polri ataupun pemerintahan.

Pembiayaan

Hal krusial yang menjadi perhatian sekolah satap adalah tentang pembiayaan. Pembiayaan yang ada hanyalah mengandalkan dana BOS. Padahal besaran BOS adalah sebanding dengan jumlah siswa. Pada sekolah dengan siswa sedikit otomatis dana BOS juga sedikit. Sementara kebutuhan sekolah hampir sama dengan sekolah lainnya. Belum lagi biaya BOS juga untuk pembayaran honor GTT/PTT.

0 Komentar